OVOP Go Global, Pengembangan IKM Agar Bisa Bisa Berdaya Saing Kancah Internasional
Salah satu program Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) agar bisa berdaya saing global adalah One Village One Product (OVOP).
Program OVOP mencakup pendampingan, kemudahan akses pasar, serta pemenuhan regulasi dan standar yang diperlukan pelaku IKM untuk dapat bersaing di pasar Internasional.
Baca Juga: Kenapa Prabowo Ngotot Swasembada Pangan dalam 5 Tahun ke Depan?
"Upaya pemerintah untuk meningkatkan efektivitas pengembangan IKM di Sentra IKM, juga dilakukan dengan pendakatan pembinaan melalui One Village One Product (OVOP). OVOP adalah suatu pendekatan pengembangan potensi daerah di satu wilayah untuk menghasilkan satu produk kelas global yang unik khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam keterangannya, dikutip Kamis (24/10).
Program OVOP telah diselenggarakan oleh Kemenperin sejak tahun 2007. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 14 Tahun 2021, Kemenperin menyelenggarakan penganugerahan Penghargaan OVOP setiap dua tahun sekali. Adapun penetapan IKM OVOP terakhir dilaksanakan pada tahun 2022 yang lalu.
IKM yang telah mendapatkan Penghargaan OVOP tahun 2022 dengan klasifikasi Bintang 2 dan Bintang 3 akan dikurasi kembali dengan melihat kesiapan dan komitmen untuk mengikuti pembinaan lanjutan melalui OVOP Go Global. “Kami menyelenggarakan Program OVOP Go Global sejak tahun 2023 untuk mendongkrak kemampuan peraih IKM OVOP Bintang 3 dan Bintang 2 agar mampu masuk ke pasar internasional,” ungkap Reni.
Program IKM OVOP Go Global merupakan tahap pembinaan lanjutan dalam Program OVOP Kemenperin. Seleksi dilakukan melalui penilaian potensi untuk masuk ke pasar internasional, minat, komitmen, kesiapan sumber daya, serta permodalan dalam mengikuti pendampingan.
“Para IKM OVOP ini diaudit lagi apakah memiliki pengetahuan dan kemampuan pengembangan pasar, siap tembus ekspor, dan produknya potensial sesuai target pasar ekspor,” imbuhnya.
Setelah Kemenperin menetapkan 77 IKM OVOP pada akhir tahun 2022, dilakukan seleksi administrasi dan penilaian lapangan, hingga terpilih 10 peserta Program IKM OVOP Go Global untuk lima komoditi OVOP.
Ke-10 IKM peserta OVOP Go Global tersebut, yaitu Kyria Rezeki dan Rendang Riry pada komoditi makanan dan minuman, Tenun Kubang H Ridwan By pada komoditi kain tenun, Zie Batik dan Pusaka Beruang pada komoditi kain batik, UD Mawar Art Shop dan Menday Gallery and Souvenir pada komoditi anyaman, serta CV. Tanteri, CV. Risman Wijaya Keramik dan Keramik Usaha Karya pada komoditi gerabah.
Reni menambahkan, Program OVOP Go Global terdiri dari rangkaian workshop dan pendampingan oleh para trainer dan expert di bidangnya. Selain itu, disediakan pendampingan intensif oleh coach sector sesuai komoditas masing-masing, fasilitasi market entry dalam bentuk partisipasi pada pameran berskala internasional, serta business matching.
“Coach sector yang diberikan sebagai pendamping IKM OVOP memiliki kapasitas dan pengalaman dengan jam terbang yang tinggi pada masing-masing komoditas OVOP tersebut. Mereka berfungsi sebagai tempat konsultasi bagi peserta dalam mengikuti rangkaian Program OVOP Go Global,” paparnya.
Adapun workshop yang diberikan kepada peserta dan sentra IKM mencakup rencana pemasaran ekspor, pengembangan produk yang diberikan kepada IKM OVOP dan sentra IKM, identifikasi buyer dan rencana promosi, digital marketing, fotografi dan penyusunan katalog produk, serta persiapan pameran.
“Program pengembangan IKM melalui OVOP Go Global ini mencakup empat aspek, yaitu capacity building, rebranding, market entry, dan expansion. Berkaitan dengan pengembangan kapasitas IKM OVOP, Kemenperin terus menggenjot keterampilan pelaku IKM melalui bimbingan teknis, pendampingan, dan sertifikasi,” ucap Reni.
Dalam hal rebranding, IKM OVOP dilatih untuk memperkuat citra produk OVOP tanpa meninggalkan kearifan lokal baik dari bahan baku, teknik produksi, maupun keterampilan SDM perajin hingga kemasan. Pada aspek market entry, Ditjen IKMA melatih peserta untuk mampu memperkenalkan produk OVOP ke pasar domestik dan luar negeri, baik melalui pasar digital dan fisik, pameran, maupun temu bisnis serta link and match.
“Pembinaan market entry dilakukan sebanyak dua tahap. Para peserta disiapkan agar mampu melakukan ekspor melalui pelatihan dan pendampingan ekspor, market intelligence, serta misi dagang atau link and match,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya