Kawasan Asia Tenggara memiliki peran penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi global. Apalagi, saat ini situasi ekonomi global tengah menghadapi tantangan ketidakpastian geopolitik akibat perang yang terjadi di beberapa wilayah dunia.
Senior Policy Fellow for Energy and Environment The Economic Research Institute of ASEAN and East Asia (ERIA), Prof Jun Arima, mengatakan bahwa saat ini ASEAN menjadi tumpuan dunia untuk terus menggerakkan perekonomian global. Ia mengharapkan ASEAN dapat meningkatkan basis industri manufaktur dan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar pertumbuhan ekonomi global dapat terus terjaga.
"ASEAN merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dan mereka perlu mengambil tanggung jawab tersebut. Apalagi saat ini penuh ketidakpastian atas situasi ekonomi, energi, dan geopolitik dunia seperti yang terjadi di Timur Tengah dan era baru perang dingin antara Amerika Serikat dan China," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Sebagaimana diketahui, perekonomian ASEAN mencatatkan performa positif dalam satu dekade terakhir dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4%-5%. Pertumbuhan ekonomi tersebut mendorong produk domestik bruto (PDB) ASEAN secara agregat mencapai US$3,6 triliun yang menempatkan kawasan ini sebagai pusat ekonomi terbesar kelima di dunia setelah Amerika Serikat, China, Jepang, dan Jerman.
Selain pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2023 lalu kawasan Asia Tenggara juga sukses mempertahankan penguatan permintaan domestik, mengendalikan laju inflasi, serta mendorong pertumbuhan ekspor. Hal ini dilakukan di tengah situasi ekonomi global yang melambat akibat ketidakpastian situasi geopolitik dunia.
Baca Juga: Perkuat Keandalan Listrik, PLN Selesaikan Energize Looping 500 kV Jakarta Tahap Kedua
Jun Arima menyarankan negara-negara di Kawasan ASEAN dapat mempererat kolaborasi untuk menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun terakhir. Selain kolaborasi di bidang ekonomi, ia juga menyarankan negara-negara ASEAN untuk memperkuat kolaborasi di bidang energi guna mewujudkan ketahanan energi di kawasan.
"Kawasan Asia Tenggara perlu meningkatkan ketahanan energi melalui kolaborasi di antara negara-negara kawasan," tegasnya.
Selain ketahanan energi, ia juga mendorong kawasan ASEAN untuk mempercepat proses transisi energi guna mewujudkan netralitas karbon atau emisi nol bersih.
Apalagi, saat ini negara-negara di ASEAN bersama dengan Jepang tengah menjalankan program inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC) yang berkeyakinan bahwa Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global akan menjadi motor penggerak perekonomian dunia sekaligus model kerja sama dalam mewujudkan proses transisi energi yang rasional, berkelanjutan, dan berkeadilan dengan tetap mempertimbangkan kondisi nasional yang berbeda.
"Program inisiatif seperti AZEC perlu didorong lebih lanjut," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: