Pemerintah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2025-2034. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebutkan, langkah ini tak hanya bertujuan mendekarbonisasi sektor kelistrikan tetapi juga mendukung target pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
“Perencanaannya agak fleksibel. Jadi, ada target maksimal, ada target menengah, ada target paling rendah. Artinya pengadaan power plant (EBT) itu tergantung dari kebutuhan dan pertumbuhan ekonomi. Jadi kita sesuaikan, dan kita sudah menyiapkan sampai dengan target 8%,” ujar Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (15/01/2025).
Baca Juga: Bahlil Jelaskan Hasil Pertemuan 3 Menteri, Bahas RUPTL PLN dan Tantangan Transisi Energi
Dalam RUPTL yang baru, PLN menargetkan kapasitas 71 Giga Watt (GW) dengan porsi 60% berbasis EBT. Strategi ini dinilai penting mengingat potensi besar EBT di Indonesia, yang mayoritas berada di daerah terpencil.
Namun, Bahlil mengakui bahwa pengembangan ini akan membutuhkan investasi besar. Untuk jaringan transmisi saja, diperkirakan dibutuhkan pendanaan sekitar Rp 400 triliun, sementara untuk pembangunan pembangkit listrik (power plant) diperkirakan mencapai Rp 600 hingga Rp 700 triliun.
"Kalau untuk jaringannya sendiri, itu butuh kurang lebih sekitar Rp 400 triliun lebih ya. Kalau untuk power plant-nya, itu sekitar Rp 600 sampai Rp 700 triliun," lanjutnya.
Baca Juga: Erick Thohir dan Sri Mulyani Sambangi Markas Bahlil, Ternyata Bahas Ini
Pendanaan besar ini, menurut Bahlil, akan bersumber dari kombinasi investasi dalam negeri dan luar negeri, tanpa melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Sebagian dari dalam negeri. Sebagian besar dari dalam negeri. Enggak dari APBN, enggak. Ini kan bisa PPA (Power Purchase Agreement) dan bisa IPP (Independent Power Producer) kan dan IRR (internal rate of return)-nya kan bagus,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: