Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahlil Jelaskan Hasil Pertemuan 3 Menteri, Bahas RUPTL PLN dan Tantangan Transisi Energi

Bahlil Jelaskan Hasil Pertemuan 3 Menteri, Bahas RUPTL PLN dan  Tantangan Transisi Energi Kredit Foto: Instagram @erickthohir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mematangkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034. Dalam pertemuan tiga menteri yang berlangsung pada Selasa (14/01/2025), pihaknya bersama Menteri BUMN serta Menteri Keuangan membahas langkah-langkah lanjutan terkait harmonisasi RUPTL tersebut.

“Kami membahas RUPTL kemarin karena setelah Kementerian ESDM merumuskan bersama PLN. Langkah selanjutnya adalah menyosialisasikannya kepada Menteri BUMN dan Menteri Keuangan. Fokus kami dalam RUPTL 2025-2034 adalah mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang mencapai sekitar 60%,” ujar Bahlil Lahadalia di Kementerian ESDM, Rabu (15/1/2025).

Bahlil menekankan bahwa dalam RUPTL kali ini, peningkatan signifikan dalam pemanfaatan EBT menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya transisi energi yang tengah dijalankan untuk menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Erick Thohir dan Sri Mulyani Sambangi Markas Bahlil, Ternyata Bahas Ini

Namun, Bahlil juga mengakui bahwa untuk merealisasikan target tersebut, masih ada sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi, terutama terkait pembangunan infrastruktur jaringan transmisi. Diperlukan pembangunan jaringan transmisi super grid sepanjang 48 ribu kilometer untuk mengalirkan energi dari daerah-daerah terpencil yang kaya akan sumber energi baru terbarukan, ke pusat-pusat beban di perkotaan.

"Untuk pembangunan jaringan transmisi, dibutuhkan investasi sekitar Rp 400 triliun. Sementara itu, untuk pembangunan pembangkit listrik (power plant) dibutuhkan sekitar Rp 600 hingga 700 triliun," ujar Bahlil. 

Pembangunan infrastruktur besar tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan transisi energi dan mencapai target pemanfaatan EBT yang lebih tinggi dalam RUPTL 2025-2034.

Keberhasilan RUPTL ini, menurut Bahlil, akan sangat bergantung pada kolaborasi dan dukungan antara kementerian terkait serta investor, sehingga Indonesia dapat mempercepat transisi ke energi bersih dan memperkuat sektor ketenagalistrikan di masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: