Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Ada Risiko Signifikan, UBS Nilai Danantara Tak Bebani APBN

        Tak Ada Risiko Signifikan, UBS Nilai Danantara Tak Bebani APBN Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        UBS Global Research mengungkap pandangan optimis terhadap Danantara yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto. Menurut UBS, Danantara dinilai berpotensi menjadi instrumen yang mampu meningkatkan daya saing ekonomi di Indonesia serta menarik lebih banyak investasi global.

        Dalam laporannya bulan ini soal Danantara, perusahaan perbankan investasi dan jasa keuangan yang berkantor pusat di Zurich, Swiss ini menyorot tujuan Danantara, yaitu meningkatkan pengelolaan aset BUMN di Indonesia.

        "Kami melihat ini sebagai langkah untuk menciptakan struktur seperti Temasek yang merupakan perusahaan induk aset negara di Singapura. Salah satu manfaat utamanya adalah bahwa perusahaan dan investor asing akan memiliki kesempatan untuk bermitra dengan Danantara dalam proyek-proyek penting, yang dapat menarik lebih banyak investasi asing dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tulis UBS dalam laporan yang berjudul “Danantara concerns appear overdone“ atau “Kekhawatiran terhadap Danantara tampaknya berlebihan” dikutip Sabtu (22/2).

        Dalam laporan itu, UBS juga menyebut Danantara tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara langsung lantaran sumber pendanaannya berasal dari optimalisasi aset BUMN.

        “Pesimisme yang mengarah kepada kekhawatiran atas risiko untuk tujuh BUMN yang kemungkinan akan disertakan, menurut kami tidak pada tempatnya. Undang-undang BUMN yang baru memperjelas bahwa kerugian BUMN bukanlah kerugian negara, memberikan fleksibilitas dalam restrukturisasi perusahaan, dan bertujuan untuk memaksimalkan nilai, yang berpotensi mengarah pada dividen yang lebih tinggi dan investasi yang optimal,” demikian catatan UBS,

        Baca Juga: Tata Kelola LPG 3 Kg Dinilai Penting untuk Cegah Kebocoran Subsidi, Akademisi Beri Penjelasan dan Masukan

        Menurut UBS, Danantara pun tidak semestinya dikaitkan dengan kekhawatiran terjadinya penyimpangan fiskal. Ada beberapa hal yang mendasari argumen ini.

        Pertama, kontribusi BUMN terhadap anggaran negara mencapai 0,4% dari PDB pada tahun 2024, sementara Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara tahun 2025 mempertahankan kendali Kementerian Keuangan atas dividen BUMN.

        Kedua, tidak ada risiko signifikan terjadinya penyimpangan fiskal, terlebih hal ini didukung oleh efisiensi belanja pemerintah baru-baru ini dan komitmen pemerintahan Prabowo yang kuat terhadap disiplin fiskal. 

        Namun demikian, UBS mengingatkan bahwa transparansi dan akuntabilitas sangat penting untuk meyakinkan investor tentang kehati-hatian fiskal dan manajemen aset. Menurut UBS, SWF seperti Danantara apabila dikelola dengan baik dapat menjadi instrumen yang berguna untuk mengoptimalkan aset negara dan menghasilkan keuntungan.

        “Penunjukan Danantara dan manajemen bank BUMN yang kredibel akan menjadi katalis positif,” tulis UBS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: