Pemenang Hibah DBS Foundation Sukses Ubah Limbah Sampah Jadi Berkah

Pemenang Hibah DBS Foundation Sukses Ubah Limbah Sampah Jadi Berkah Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia menjadi negara dengan sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara, yakni 14,73 juta ton per tahun menurut laporan UNEP Food Waste Index 2024. Menyadari hal tersebut, Bank DBS Indonesia mempertegas komitmennya terhadap keberlanjutan.

Salah satu perwujudan komitmen ini dilakukan dengan memberikan hibah kepada perusahaan berdampak sosial (social enterprises) yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, seperti Magalarva.

Magalarva, perusahaan berdampak sosial yang mendapat hibah dari DBS Foundation Grant Program 2023, berkomitmen mengeliminasi sampah makanan dan membangun ekosistem berkelanjutan bagi petani melalui pakan hewan berbasis serangga.

Baca Juga: Jalin Kemitraan Strategis, Bank DBS dan Easycash Bantu Tingkatkan Penyaluran Kredit di Indonesia

Didirikan pada 2017 oleh Rendria Labde dan Arunee Sarasetsiri, Magalarva menangani masalah sampah makanan dengan mengolah limbah organik menggunakan Black Soldier Fly (BSF) untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas tinggi, di tengah dominasi solusi yang lebih banyak berfokus pada sampah non-organik.

Pada 2023, Magalarva mendapat hibah dari DBS Foundation untuk mengembangkan bisnis dan mengolah lebih banyak sampah organik. Salah satu fokusnya adalah meningkatkan efisiensi pengumpulan sampah dengan menerapkan sistem pemilahan yang lebih rapi dan efektif, sehingga semakin banyak limbah yang bisa didaur ulang dan dimanfaatkan kembali.

Founder & CEO Magalarva Rendria Labde mengatakan, “Dengan membangun sistem yang lebih efektif dan melibatkan lebih banyak mitra, kami mulai melihat perubahan. Sampah yang dulu dianggap tidak bernilai kini bisa menjadi solusi bagi lingkungan dan sumber daya bagi industri. Langkah kecil seperti memilah sampah mungkin terasa sederhana, tapi jika dilakukan bersama, dampaknya bisa jauh lebih besar dari yang dibayangkan.”

Magalarva memulai operasinya dengan kapasitas pengolahan hanya 60 kg sampah per hari, yang kemudian terus bertambah menjadi 6 ton per hari. Sejak menerima hibah dari DBS Foundation, kapasitas ini meningkat pesat sebesar 66 persen menjadi 10 ton per hari, dengan produksi larva mencapai 1-2 ton per hari.

Baca Juga: PLTSa Dua Kali Lebih Mahal dari Batu Bara, Pemerintah Tetap Dorong Pemanfaatan Sampah Jadi Energi

Pada tahun 2024, Magalarva berhasil menembus pasar internasional dengan mengekspor 14 ton produk pakan ke Amerika Serikat. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa solusi berbasis keberlanjutan tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.

Memasuki tahun ketiga sejak menerima hibah dari DBS Foundation, Magalarva telah menjalin kemitraan dengan 20 organisasi dari berbagai sektor, melampaui target awal 12 mitra.

Beberapa mitra di antaranya adalah Ceres, Sarirasa, Indolakto, Rekosistem, PT Arie Karya Utama (AKU), dan Jangjo hingga acara bergengsi seperti Food & Hospitality Indonesia dan Kumparan Green Initiative Conference.

Kemitraan ini memungkinkan Magalarva untuk mengumpulkan lebih banyak limbah makanan dan mengolahnya menggunakan BSF menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, sehingga menekan jumlah sampah organik yang berakhir di TPA. 

Untuk meningkatkan efisiensi operasional demi memperluas dampaknya, Magalarva telah membangun dua unit fasilitas pemilahan sampah di Bekasi dan Tangerang Selatan serta menambah jumlah mobil pengangkut.

Efisiensi ini membuka peluang bagi Magalarva untuk menjangkau lebih banyak pasar dengan rentang harga yang lebih kompetitif. Dengan ini, seiring bertambahnya angka penjualan, semakin banyak pula sampah yang dapat diolah.

Baca Juga: Jakarta Produksi 8.000 Ton Sampah per Hari, AHY: Bakal Diubah Jadi Listrik!

Di samping mengolah sampah, Magalarva juga memberdayakan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja dan melibatkan tenaga kerja lokal. Saat ini, Magalarva menyerap 23 perempuan (dengan empat di antaranya pada posisi manajerial), 43 operator pabrik, dan 130 pemulung dalam ekosistem pemilahan sampah.

Di samping itu, Magalarva juga menyediakan insentif bagi pemulung yang memilah dan menjual sampah organik, sehingga membantu mereka mendapatkan pendapatan tambahan sekitar 35 persen.

Selain di tingkat komunitas, Magalarva juga mendorong perubahan positif di kalangan mitra industri menjadi lebih bijak dalam mengelola limbah makanan. Salah satunya adalah The Westin Jakarta yang telah memperbarui Standard Operating Procedure (SOP) mereka dengan memilah sampah organik ke dalam drum yang ditukar secara berkala tanpa plastik sekali pakai. 

Baca Juga: Pandawara Group Sebut Prabowo Tegas soal Isu Sampah

“Ke depannya, Magalarva akan memperluas upayanya dalam mengolah lebih banyak sampah makanan, serta menjalin kemitraan dengan lebih banyak pelaku industri untuk mempopulerkan solusi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan mengurangi beban TPA. Di saat yang sama, Magalarva juga akan terus memperkuat ekspansi internasional, setelah sukses menjajaki pasar Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat,” ujar Rendria.

DBS Foundation Grant Program merupakan program hibah tahunan yang mendukung wirausaha sosial dan perusahaan berdampak sosial dalam menyelesaikan berbagai tantangan sosial dan lingkungan. Sejak diluncurkan pada 2015, program ini telah menyalurkan dana hibah senilai SGD 21,5 juta kepada 160 wirausaha sosial di negara-negara tempat DBS Bank Ltd (Bank DBS) beroperasi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Bagikan Artikel: