Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Krom Bank Indonesia Tbk atau Krom Bank mencatatkan laba bersih sebesar Rp124 miliar secara tahunan (year on year/yoy).
Presiden Direktur Krom Bank, Anton Hermawan menyampaikan bahwa kinerja perseroan di tahun 2024 merupakan mencerminkan langkah Krom yang semakin kokoh sebagai bank digital yang agile dengan skalabilitas tinggi.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang solid dan prudent dalam menghadirkan solusi keuangan yang tidak hanya digital-friendly, tetapi juga menjawab kebutuhan nyata para nasabah," kata Anton dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (9/4/2025).
Sementara itu, laporan keuangan dengan perolehan pendapatan bunga bersih (audited) meningkat 125% (yoy) menjadi Rp965 miliar pada 2024 dari Rp429 miliar pada 2023, seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang signifikan.
Baca Juga: Berbagi Kebahagiaan, Krom Bank Salurkan Ratusan Paket Sembako dan Iftar
Anton mengatakan, total aset Krom Bank naik signifikan 83% yoy menjadi Rp6,65 triliun, serta ekspansi kredit yang naik 131% yoy menjadi Rp4,25 triliun pada 2024 dari Rp1,83 triliun pada 2023.
"Pertumbuhan kredit didorong oleh lonjakan dana pihak ketiga dan optimalisasi perluasan layanan berbasis teknologi digital," umbuhnya.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) Krom meningkat hampir sembilan kali lipat menjadi Rp3,16 triliun yoy pada 2024, dari Rp348 miliar pada 2023, didorong oleh pertumbuhan pada simpanan berbasis tabungan dan deposito.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) gross Krom tercatat sebesar 3,12%, menandakan manajemen risiko yang solid dalam ekspansi kredit. Cadangan kerugian untuk mengantisipasi potensi risiko juga diperkuat dengan peningkatan rasio pencadangan menjadi 6,46% yoy dari 4,67% di periode sebelumnya.
Baca Juga: Rupiah Dilanda Dilema, Ini Strategi Bank Mandiri Jaga Likuiditas Valas
"Rasio kecukupan modal (KPMM) sebesar 82,63% jauh di atas ketentuan minimum regulator yang memposisikan Krom pada posisi yang sangat sehat dan memiliki permodalan kuat untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan," urainya.
Di sisi lain, dengan bisnis modelnya yang efisien dan scalable, Krom tetap mampu menjaga efisiensi dan profitabilitas. Biaya operasional dijaga tetap rendah dibanding pendapatan, dengan Rasio Cost to Income (CIR) sebesar 18,07%. Dengan Net Interest Margin (NIM) mencapai 20,01%, Krom juga mencatat margin keuntungan yang tinggi dari aktivitas intermediasi.
"Krom akan terus fokus memperluas jangkauan pertumbuhan nasabah baru serta berinvestasi pada pengembangan layanan digital (inovasi) dengan menciptakan produk atau layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan nasabah dan perluasan akses layanan melalui jaringan dan kemitraan strategis. Pada tahun 2024, Krom menghadirkan layanan QRIS dan BI Fast," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: