Kredit Foto: SIG
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam kerja sama pengembangan beton hijau untuk mendukung pembangunan infrastruktur di kawasan pesisir dan laut. Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, dan Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Teguh Muttaqie, di Gedung The East, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Direktur Utama SIG, Donny Arsal, menegaskan komitmen perusahaan dalam memproduksi bahan bangunan ramah lingkungan sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi. Ia menyebut semen hijau produksi SIG saat ini mampu menurunkan emisi karbon hingga 38% dibandingkan semen konvensional.
"Kami telah berkolaborasi dengan BRIN untuk berbagai kegiatan penelitian terapan, dan saat ini kami kembali bekerja sama dalam pengembangan beton hijau untuk mendukung pembangunan infrastruktur kawasan pesisir dan laut. Semoga ikhtiar ini dapat mendukung program pembangunan pemerintah melalui penggunaan produk yang andal dan ramah lingkungan," ujar Donny.
Baca Juga: SIG Catat Laba Rp43 Miliar di Tengah Kontraksi Industri Semen, Genjot Ekspor dan Produk Hijau
Beton hijau yang dikembangkan dirancang memiliki ketahanan tinggi terhadap lingkungan ekstrem di wilayah pesisir, seperti paparan sulfat, gelombang, pasang surut, serta korosi akibat ion klorida. Formulasi khusus ini bertujuan untuk meningkatkan kepadatan dan masa layan beton, sekaligus mengurangi biaya perawatan jangka panjang.
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, menjelaskan bahwa riset bersama BRIN akan berfokus pada beton hijau berkualitas tinggi yang tidak hanya unggul secara teknis tetapi juga lebih ramah lingkungan karena berbasis material rendah karbon.
“Kami berharap hasil riset ini menjadi solusi atas kebutuhan konstruksi di daerah-daerah pesisir, terutama yang telah mengalami peningkatan level permukaan air. Karena itu, kami menggandeng BRIN untuk mengakselerasi dengan riset menyeluruh untuk menghasilkan produk beton berkualitas tinggi tetapi tetap memperhatikan aspek keberlanjutan,” tutur Reni.
Baca Juga: SIG Realisasikan Belanja Produk Dalam Negeri Rp23,06 Triliun
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar, menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya, sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan teknologi beton yang dapat melindungi pantai dari abrasi tanpa mengorbankan kualitas dan kelestarian lingkungan.
“BRIN dan SIG memiliki kesamaan visi untuk memajukan bangsa dan negara. Indonesia adalah negara kepulauan, maka kerja sama ini menjadi kontribusi untuk melindungi pantai-pantai dari abrasi dengan memberi lapis lindung. Bersama SIG, BRIN akan membuat lapis lindung menggunakan teknologi beton yang ramah lingkungan tanpa mengesampingkan kualitas dan sesuai dengan peruntukan di wilayah Indonesia,” kata Cuk Supriyadi.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Teguh Muttaqie, menjelaskan bahwa kerja sama ini juga mencakup formulasi material baru dalam komposisi beton hijau, seperti fly ash dan slag nikel. Material tersebut akan digunakan untuk membangun tanggul, pelabuhan, dan infrastruktur pesisir lainnya.
“Beton konvensional membutuhkan banyak energi yang berdampak pada perubahan iklim. Saya yakin SIG memiliki strategi dan inisiatif untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia, dengan menerapkan teknologi bersih dan hijau. Sinergi ini menjadi langkah nyata untuk menyongsong masa depan yang lebih rendah karbon, lebih bersih dan berkelanjutan,” ujar Teguh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri