Survei CISA Sebut 90% Publik Percaya Isu Ijazah Jokowi adalah 'Permainan' Rival Politik
Kredit Foto: Istimewa
Hasil survei dari Center for Indonesia Strategic Actions (CISA) menunjukkan bahwa mayoritas publik meyakini isu ijazah Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi), merupakan permainan politik dari lawan-lawan politiknya.
Herry Mendrova, Direktur Eksekutif CISA, menjelaskan bahwa berdasarkan sejumlah indikator—khususnya persepsi publik terhadap isu ini—mayoritas responden menilai bahwa isu ijazah sengaja disebarkan oleh pihak-pihak tertentu atau dipolitisasi sebagai alat untuk menyerang Jokowi.
"Dalam survei ini, 89,87% responden berpendapat bahwa isu ini sangat mungkin sengaja dimainkan atau dikapitalisasi untuk kepentingan politik tertentu, yang bisa jadi berasal dari lawan politik Jokowi," ujar Herry saat memaparkan hasil survei CISA bertajuk "SURVEI NASIONAL: PANDANGAN PUBLIK TERHADAP ISU IJAZAH PALSU PAK JOKOWI" di Jakarta, 21 Mei 2025.
Lebih lanjut, indikator lain dalam survei juga menunjukkan tren serupa. Salah satunya terkait tingkat kepercayaan publik terhadap klarifikasi yang diberikan oleh Jokowi dan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai institusi akademik bereputasi tinggi.
Baca Juga: UGM Sudah Bekerja Sama dengan Pihak Kepolisian soal Ijazah Jokowi
"Sebanyak 51,35% responden sangat percaya, dan 25,35% cukup percaya terhadap klarifikasi Jokowi. Sementara itu, terkait klarifikasi dari UGM, 47,35% responden sangat percaya dan 25,76% cukup percaya," jelas Herry.
CISA juga menelusuri persepsi publik mengenai langkah hukum yang ditempuh Jokowi untuk memulihkan reputasinya. Hasilnya:
- 29,60% menilai cukup tepat,
- 21,10% menilai tepat,
- 6,7% menilai sangat tepat,
- 18,5% menilai kurang tepat,
- 15,5% menilai tidak tepat.
"Secara pribadi, saya menilai langkah hukum sah dilakukan oleh siapa pun, karena semua warga negara setara di depan hukum. Dalam konteks ini, langkah tersebut penting untuk memulihkan citra Pak Jokowi. Tinggal dibuktikan nanti di pengadilan, baik oleh penggugat maupun oleh beliau," tegas Herry.
Baca Juga: Kisruh Ijazah Palsu Jokowi, AMMI Desak Polisi Tangkap Pihak Penyebar Hoaks
Survei nasional ini dilaksanakan pada 9–15 Mei 2025, dengan tujuan menggali pandangan publik terkait isu ijazah Jokowi. Responden survei meliputi masyarakat berusia di atas 17 tahun atau yang telah memiliki hak pilih, khususnya dari kalangan:
- Ahli hukum,
- Akademisi,
- Praktisi/pengamat pendidikan,
- Peneliti,
- Aktivis LSM/NGO,
- Mahasiswa,
Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka virtual (WhatsApp, Zoom, Google Meet) dengan teknik purposive sampling, di mana responden dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah sampel mencapai 950 responden, dengan margin of error ±2,95% pada tingkat kepercayaan 95%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat