Kredit Foto: Antara/REUTERS/Leah Millis
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump belum menghentikan kritikannya terhadap kebijakan moneter yang diterapkan oleh Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
Trump terus mendorong adanya pemangkasan suku bunga secara agresif meski dihadapkan ketidakpastian kebijakan perdagangan dan inflasi. Menurutnya, suku bunga yang tinggi telah menyebabkan kerugian yang besar untuk AS.
Baca Juga: Metro Healthcare (CARE) Mulai Jajakan Sukuk Wakalah Rp750 Miliar, Intip Penggunaan Dananya
“Anda (Powell) seharusnya menurunkan suku bunga secara besar-besaran. Ratusan miliar dolar sedang hilang,” tulis Trump, dilansir dari Reuters, Rabu (2/7).
Trump juga menyindir sosok dari Powell. Ia menyebut bahwa kinerjanya sangatlah buruk karena tak menurunkan suku bunga acuan hingga 1%.
"Padahal jabatan tersebut merupakan salah satu pekerjaan paling bergengsi dan mudah dalam negeri ini, namun mereka gagal", ungkap Trump.
Namun, analis mencatat bahwa suku bunga rendah secara historis terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang lemah atau resesi, serta periode inflasi yang sangat rendah di AS. Kondisi saat ini menunjukkan hal yang berbeda.
Tingkat pengangguran tetap rendah dan inflasi berada di atas target 2%. Hal itu membuat membuat pejabat bank sentral enggan memangkas suku bunga dari kisaran 4,25%–4,50%. Mereka menunggu kejelasan lebih lanjut soal dampak kebijakan tarif dari pemerintahan Trump terhadap inflasi.
Baca Juga: TBIG Bakal Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Rp750 Miliar, Telisik Detailnya
Trump justru dikritik karena seringkali mencampuradukkan suku bunga acuan jangka pendek yang ditetapkan bank sentral dengan tingkat bunga obligasi jangka panjang, yang lebih dipengaruhi oleh ekspektasi ekonomi, inflasi, serta stabilitas politik dan kelembagaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar