Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pasar Saham Bergejolak, Wall Street Catat Rekor Lagi Usai Pengumuman Kesepakatan Dagang Vietnam-AS

        Pasar Saham Bergejolak, Wall Street Catat Rekor Lagi Usai Pengumuman Kesepakatan Dagang Vietnam-AS Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) ditutup menguat pada Rabu (2/7). Ia kembali mencetak rekor tertinggi baru dipimpin oleh reli saham-saham teknologi dan redanya  kekhawatiran akan konflik tarif berkepanjangan menyusuk kesepakatan dari Vietnam dan Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari Reuters, Kamis (3/7), berikut ini adalah catatan pergerakan dari sejumlah indeks utama Bursa Saham Amerika Serikat (AS):

        • S&P 500 (SPX): naik 0,47% menjadi 6.227,42
        • Nasdaq Composite (IXIC): menguat 0,94% ke 20.393,13
        • Dow Jones Industrial Average (DJIA): melemah 0,02% ke 44.484,42

        Pasar saham terus menunjukkan kekuatan dalam beberapa pekan terakhir, meski dibayangi oleh volatilitas dan ketidakpastian terkait inflasi, defisit anggaran, serta arah kebijakan suku bunga.

        “Pelemahan ekonomi bisa jadi pedang bermata dua. Jika pelemahan pasar tenaga kerja mendorong bank sentral untuk segera memangkas suku bunga, itu bisa positif. Namun, jika terlalu lemah, justru berdampak negatif bagi pertumbuhan dan laba perusahaan," ujar Direktur Senior Clearstead Advisors, Jim Awad.

        Sebelumnya, pasar dibuka melemah setelah laporan ekonomi terbaru menunjukkan payroll sektor swasta turun secara tak terduga di Juni. Namun sentimen pasar membalik setelah diumumkannya kesepakatan dagang dari Vietnam-AS.

        Kesepakatan dagang tersebut menetapkan tarif 20% pada sebagian besar ekspor Vietnam ke AS. Kesepakatan ini membantu meredakan kekhawatiran pasar menjelang tenggat waktu 9 Juli.

        Adapun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga mengisyaratkan bahwa kesepakatan dagang dengan India. Namun beberapa negara lain belum menunjukkan kesiapan untuk mencapai kesepakatan sebelum tenggat.

        Di sisi kebijakan fiskal, rancangan aturan pemangkasan pajak dan belanja besar-besaran telah lolos dan kini menuju ke Dewan Perwakilan Rakyat AS. Analis non-partisan memperkirakan rancangan aturan tersebut akan menambah US$3,4 triliun ke utang nasional dari AS.

        Sementara itu, pasar memproyeksikan laporan tenaga kerja  akan menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang melambat di Juni, serta tingkat pengangguran yang naik menjadi 4,3%.

        Baca Juga: Bursa Eropa Menguat, Investor Saham Sambut Baik Update Tarif Trump

        Investor kini mengalihkan perhatian ke laporan non-farm payrolls yang akan dirilis Jumat nanti, untuk mencari petunjuk tentang seberapa cepat Federal Reserve bisa mulai menurunkan suku bunga acuan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: