Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        WIFI Genjot Ekspansi Internet Murah, Rights Issue Diguyur Investor Jepang

        WIFI Genjot Ekspansi Internet Murah, Rights Issue Diguyur Investor Jepang Kredit Foto: WIFI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), emiten teknologi yang dikenal dengan gebrakan internet murahnya, akan menggelar aksi korporasi berupa penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan menargetkan dana segar sebesar Rp5,89 triliun untuk memperluas pembangunan jaringan Fiber To The Home (FTTH) di wilayah Jawa.

        Dalam keterangannya, Direktur Utama WIFI, Yune Marketatmo, menyatakan bahwa rights issue ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat ekspansi jaringan ke 5 juta homepass. “Ini adalah bukti bahwa model bisnis kami tidak hanya tumbuh, tapi juga berkelanjutan. Kami membangun ekosistem bersama lebih dari 400 ISP lokal dan mitra global untuk menciptakan jaringan digital nasional,” ujarnya, Jumat (4/7).

        Baca Juga: Emiten Hashim Djojohadikusumo (WIFI) Bakal Right Issue 2,94 Miliar Saham, Bidik Dana Triliunan!

        Dalam aksi korporasi ini, perseroan akan menerbitkan maksimal 2,94 miliar saham baru, setara 55,56% dari modal disetor penuh. Harga pelaksanaan rights issue dipatok Rp2.000 per saham, dengan rasio 4:5 — artinya setiap pemegang empat saham lama berhak membeli lima saham baru.

        Manajemen WIFI menegaskan bahwa pemegang saham utama, PT Investasi Sukses Bersama, akan bertindak sebagai pembeli siaga terhadap saham yang tidak diserap publik. Direktur WIFI, Shannedy Ong, menyebutkan komitmen tersebut meski tidak dicantumkan secara eksplisit dalam prospektus resmi.

        Baca Juga: Emiten Adik Prabowo (WIFI) Rilis Jadwal Pembagian Dividen Rp4,71 Miliar, Besok Cum Date!

        Dana hasil rights issue akan dialirkan secara bertahap ke dua entitas anak, yakni PT Jaringan Infra Andalan (JIA) dan PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE). Sekitar Rp5,8 triliun akan digunakan IJE untuk pembangunan jaringan FTTH, sementara sisanya dialokasikan sebagai modal kerja.

        Ekspansi ini sekaligus memperkuat posisi WIFI dalam infrastruktur digital nasional, terlebih setelah masuknya mitra strategis asal Jepang, NTT East, melalui anak usaha IJE. NTT East, bagian dari grup global NTT Asia, dikenal memiliki pengalaman mengelola FTTH untuk lebih dari 25 juta pelanggan di Jepang.

        “Masuknya NTT East adalah validasi global atas kredibilitas dan masa depan industri digital berbasis infrastruktur di Indonesia,” kata Yune.

        WIFI juga menggandeng mitra besar seperti PGN, Nokia, Huawei, Fibercon, hingga Qualcomm, dan mengklaim telah membangun jaringan internet di 400 stasiun kereta bersama pelaku UMKM ISP lokal. Dengan fondasi bisnis yang terus tumbuh dan dukungan investasi baru, perusahaan menargetkan perluasan signifikan atas jangkauan dan kapabilitas layanannya dalam beberapa tahun ke depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: