Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wapres ke-13: Sektor Ekonomi Syariah Tumbuh 9,16 Persen Meski Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

        Wapres ke-13: Sektor Ekonomi Syariah Tumbuh 9,16 Persen Meski Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja Kredit Foto: Wapres.go.id
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Presiden RI ke-13, Ma’ruf Amin menyampaikan sektor ekonomi syariah Indonesia mencatat adanya pertumbuhan sektor halal Indonesia sebesar 9,16% pada 2025.

        Ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya, pencapaian ini terjadi meskipun kondisi ekonomi global yang tidak stabil akibat melemahnya geopolitik dan perdagangan internasional.

        "Pertumbuhan sektor halal Indonesia tetap kuat meski dunia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Ini menunjukkan fondasi ekonomi syariah kita semakin kokoh,” kata Ma’ruf Amin dalam sesi diskusi yang digelar Center for Sharia Economic Development (CSED).

        Ia menambahkan produk halal Indonesia berkontribusi sebesar 80% terhadap pasar internasional, menunjukkan dominasi yang kuat di sektor ini.

        Kemudian pertumbuhan keuangan syariah nasional juga menunjukkan capaian positif, dengan total aset mencapai Rp9.252 triliun, tumbuh 5,3% secara tahunan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset keuangan nasional yang hanya 3,6%.

        Pasar modal syariah menjadi kontributor utama dengan pangsa pasar 37%, disusul oleh sektor perbankan dan lembaga keuangan non-bank (seperti asuransi dan mikrofinansial). Sektor filantropi syariah pun berkembang pesat: total akumulasi zakat dan wakaf mencapai Rp40,5 triliun, naik 25,03% dibanding tahun lalu. Aset wakaf nasional kini menyentuh Rp3,02 triliun, ditopang oleh instrumen inovatif seperti CWLS (Cash Waqf Linked Sukuk).

        Meskipun tingkat literasi keuangan syariah mencapai 43,4%, tingkat inklusi masih stagnan di 13,41%. Ketua Dewan Pembina PKB ini menekankan pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa zakat bukan hanya ibadah, tetapi juga bagian dari muamalah (hubungan sosial ekonomi).

        "Zakat itu bukan hanya ibadah spiritual, tapi juga muamalah. Ini perlu dipahami umat. Kita harus menjembatani kesadaran agar literasi naik bersama inklusi,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: