- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pendapatan dan Laba BREN Milik Prajogo Pangestu Kompak Naik di Semester I 2025
Kredit Foto: BREN
PT Barito Renewables Energy Tbk (BRPT) menutup paruh pertama tahun 2025 dengan kinerja keuangan yang mengesankan. Dalam laporan keuangannya untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2025, emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini mencatat pertumbuhan solid di berbagai indikator.
Pendapatan konsolidasian BRPT mencapai USD300 juta atau naik 3,4% secara tahunan (year-on-year). Capaian ini ditopang oleh pulihnya produksi panas bumi setelah gangguan tak terencana di Darajat tahun lalu, serta kontribusi optimal dari unit Salak Binary yang mulai beroperasi penuh. Kondisi ini turut menutupi penurunan kinerja dari segmen angin.
Baca Juga: Borong Saham BREN, Prajogo Pangestu Kucurkan Dana Rp23,8 Miliar
“Kami dengan senang hati melaporkan kinerja yang kembali solid pada paruh pertama tahun 2025. Meskipun segmen angin mencatatkan penurunan produksi, kinerja panas bumi menunjukkan hasil yang kuat setelah normalisasi operasional Darajat dan kontribusi tambahan dari Salak Binary,” ungkap Hendra Soetjipto Tan, CEO Barito Renewables, dalam keterangannya, dikutip Jumat (1/8).
Secara operasional, EBITDA konsolidasian tumbuh 4,4% menjadi USD259 juta, dengan margin EBITDA yang ikut meningkat menjadi 86,3%. Pertumbuhan ini mencerminkan efektivitas pengendalian biaya dan efisiensi operasional yang dijalankan perusahaan.
Laba bersih setelah pajak juga naik signifikan 11,5% secara tahunan menjadi USD82 juta. Selain ditopang pertumbuhan EBITDA, penurunan beban bunga sebesar 13,4% ikut memperkuat kinerja laba bersih. Penurunan tersebut merupakan hasil dari keberhasilan negosiasi pembiayaan dengan Bangkok Bank Limited pada tahun lalu.
Baca Juga: BREN Resmikan 5 Proyek untuk Perkuat Transisi Energi, Investasi Tembus USD365 Juta
Dari sisi neraca, total aset BRPT per 30 Juni 2025 tercatat sebesar USD3.772 juta. Sementara itu, total liabilitas menurun menjadi USD2.957 juta, sebagian besar disebabkan oleh penurunan utang menjadi USD2.057 juta atau turun 3,1%. Kondisi ini turut memperbaiki rasio utang bersih terhadap ekuitas (net debt to equity) menjadi 1,95x.
“Disiplin biaya yang konsisten dan strategi keuangan kami telah menghasilkan perluasan margin dan peningkatan laba. Ke depan, kami akan tetap fokus pada ekspansi kapasitas terpasang untuk mendukung transisi Indonesia menuju sistem energi rendah karbon,” ujar Hendra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: