Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kerugian Masyarakat Karena Kejahatan Siber Capai Rp 476 Miliar

        Kerugian Masyarakat Karena Kejahatan Siber Capai Rp 476 Miliar Kredit Foto: Komdigi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan komitmennya memperkuat perlindungan warga di ruang digital menyusul maraknya kejahatan siber yang menimbulkan kerugian besar.

        Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengungkapkan kerugian akibat penipuan digital (scam) dan serangan siber mencapai Rp 476 miliar hanya dalam periode November 2024 hingga Januari 2025.

        “Angka-angka ini bukan sekadar statistik, ini adalah peringatan bahwa kita harus bertindak cepat dan bersama,” ujar Nezar dalam peluncuran AI for All: Protecting Indonesians from Spam and Scam di Kantor Pusat PT Indosat Tbk, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025).

        Baca Juga: Kemkomdigi Gandeng Prospera Percepat Transformasi Digital, Targetkan 19% Kontribusi Ekonomi Digital di 2045

        Menurut Nezar, hingga pertengahan 2025, terdapat 1,2 juta laporan penipuan digital yang diterima sistem pengaduan publik. Ia menilai situasi ini menuntut kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

        Peluncuran inisiatif Indosat, kata Nezar, menjadi contoh kontribusi nyata industri dalam memperkuat keamanan siber nasional. “Ini langkah awal untuk kolaborasi yang lebih erat demi amannya dan sehatnya ruang digital kita,” ujarnya.

        Baca Juga: Siapkan Talenta Digital Era AI, Menkomdigi Minta Kampus Jadi Garda Terdepan

        Nezar menekankan pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) dan machine learning, sebagai solusi nyata untuk mendeteksi serta mencegah kejahatan siber sejak dini. Ia mengingatkan teknologi jangan sekadar menjadi jargon, melainkan alat memperkuat pertahanan digital masyarakat.

        Dalam kesempatan tersebut, Nezar juga menyoroti pentingnya kedaulatan data dan teknologi. Ia memperingatkan bahaya kolonialisme digital dan eksploitasi data oleh pihak asing, sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan kemandirian teknologi berbasis kemampuan dalam negeri.

        “Indonesia tidak boleh menjadi korban dari praktek pencurian dan eksploitasi data. Inisiatif seperti AI for All harus menjadi model kolaborasi bagi pelaku industri digital lainnya,” tegas Nezar.

        Pemerintah melalui Komdigi terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, termasuk Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, untuk menindaklanjuti laporan masyarakat dan memburu pelaku spam dan scam, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: