Ancaman Siber Meningkat! Indonesia Alami 57 Ribu Kasus Ransomware, Tertinggi di Asia Tenggara
Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Indonesia mencatat serangan ransomware terbanyak di Asia Tenggara sepanjang 2024 dengan total 57.554 kasus.
Direktur Tim Riset & Analisis Global Kaspersky (GReAT), Igor Kuznetsov, menjelaskan tren kejahatan siber semakin kompleks, salah satunya ditunjukkan oleh kelompok ransomware FunkSec.
Kelompok ini digambarkan sebagai representasi masa depan kejahatan siber karena memanfaatkan kecerdasan buatan, bersifat multifungsi, adaptif, serta beroperasi dalam jumlah besar. Mereka menargetkan sektor pemerintahan, teknologi, keuangan, dan pendidikan dengan permintaan tebusan mulai 10.000 dolar AS.
“Masa depan siber Indonesia menjanjikan pertumbuhan pesat, tetapi juga menghadirkan tantangan keamanan yang semakin kompleks. Akselerasi ekonomi digital, adopsi IoT, AI, dan 5G sejalan dengan peningkatan serangan siber yang menargetkan negara ini,” ujar Igor, dalam Media Meeting With Director of GReAT Kaspersky yang digelar Selasa (19/8/2025).
Baca Juga: Ransomware Incar Pemerintah dan Bank, Ini Penjelasan Kaspersky
Ia menekankan pertahanan siber harus dipandang sebagai strategi aktif, bukan sekadar pengamanan sistem. Melindungi infrastruktur informasi vital dinilai sebagai langkah tepat pemerintah Indonesia. “Bangsa yang berhasil dalam persaingan digital bukanlah yang memiliki peralatan termahal, melainkan bangsa yang mampu membangun postur digital aktif, dimulai dengan kemampuan teknis, kesadaran kuat, dan keberanian bertindak sebelum serangan terjadi. Saya yakin Indonesia siap menghadapi tantangan ini,” katanya.
Country Manager Kaspersky Indonesia, Defri Nofitra, menambahkan pemerintah dan perbankan menjadi sektor paling sering diserang karena menyimpan data bernilai tinggi. “Biasanya yang mereka incar, barang-barang paling berharga, yaitu data. Data is the new gold. Kalau bank, targetnya data nasabah, sementara pemerintah adalah data kependudukan dan administratif,” ujar Defri.
Baca Juga: Kaspersky Ungkap Skema Penipuan Kripto Lewat Email Google Forms
Selain ransomware, Kaspersky mencatat berbagai serangan siber lain di Indonesia sepanjang 2024. Sebanyak 3 juta serangan menggunakan exploits berhasil dicegah, 649 ribu serangan banking malware terdeteksi, 20 juta serangan dari berbagai sumber daring dihentikan, dan 3 juta serangan berbasis backdoors diidentifikasi.
Temuan tersebut menunjukkan skala ancaman siber yang dihadapi Indonesia semakin besar. Kaspersky menilai perlindungan terhadap sektor vital dan data strategis harus menjadi prioritas untuk menjaga stabilitas ekonomi digital nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: