Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Oclo: Dari Jastip Mahasiswi Bandung Jadi Brand Fast Fashion Lokal yang Meroket

        Oclo: Dari Jastip Mahasiswi Bandung Jadi Brand Fast Fashion Lokal yang Meroket Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri fashion Indonesia terus berkembang dinamis. Pergeseran gaya hidup masyarakat perkotaan, pengaruh media sosial, hingga derasnya tren global membuat mode lokal semakin semarak. Konsumen, khususnya perempuan muda, kini tidak hanya mencari pakaian yang nyaman dan stylish, tetapi juga produk yang mampu mengikuti tren dengan cepat. Dari clean look hingga dominasi warna earth tone, fashion menjadi cerminan identitas diri yang selalu ingin tampak up-to-date.

        Fenomena inilah yang mendorong lahirnya berbagai brand fashion lokal dengan strategi digital yang agresif. Salah satunya adalah Oclo, brand yang lahir dari tangan seorang mahasiswi di Bandung dan kini berkembang menjadi pemain kuat di ranah fast fashion lokal. Dengan kepekaan membaca tren, konsistensi inovasi produk, serta pemanfaatan platform digital, Oclo berhasil menjangkau pasar yang luas dan mempertahankan relevansi di tengah kompetisi yang kian ketat.

        Tidak banyak mahasiswa yang berani mengambil risiko membangun usaha sambil menempuh kuliah. Namun, bagi Yisti Yisnika, langkah tersebut menjadi pintu awal lahirnya Oclo, sebuah brand fashion lokal yang kini tumbuh pesat di tengah persaingan industri mode Indonesia.

        Bermula pada 2016, ketika Yisti memutuskan membuka jasa titip (jastip) pakaian dengan modal seadanya, bahkan nyaris tanpa modal. Hanya bermodalkan kuota internet dan foto produk, Yisti menawarkan berbagai fashion item melalui media sosial. Sistemnya sederhana: pelanggan harus mentransfer uang terlebih dahulu, barulah barang dibelikan dan dikirimkan. Dari keuntungan kecil jastip inilah, perlahan ia mengumpulkan modal untuk melahirkan brand sendiri.

        Keberanian Yisti untuk mengalokasikan dana awal untuk pemasaran alih-alih stok produk membuktikan insting bisnisnya. Lewat strategi hashtag dan menggandeng influencer, Oclo mulai dikenal di kalangan perempuan muda. Menyasar segmentasi pasar yang jelas, yakni perempuan berusia 16–40 tahun yang selalu ingin tampil up-to-date, menjadi pijakan utama dalam mengembangkan koleksi.

        Seiring berkembangnya digitalisasi, Yisti membawa Oclo masuk ke platform e-commerce. Kanal penjualan online ini bukan hanya membantu efisiensi order, tetapi juga memberi ruang interaksi baru melalui fitur live streaming dan video pendek. Kini, fitur interaktif tersebut menyumbang porsi signifikan dalam penjualan bulanan Oclo.

        Hingga pertengahan 2025, Oclo telah berhasil menjangkau ratusan ribu konsumen aktif dengan komunitas digital yang terus berkembang di berbagai platform media sosial. Strategi digital yang terintegrasi (mulai dari live shopping, kampanye influencer, hingga konten interaktif) mampu menjaga tingkat engagement tetap tinggi sekaligus mendorong konsistensi pembelian ulang pelanggan. Untuk memenuhi tingginya permintaan, saat ini Oclo telah mengoperasikan tiga rumah produksi yang mendukung kelancaran distribusi produknya.

        Live streaming membuat interaksi lebih nyata. Konsumen bisa langsung melihat detail produk dan bertanya, sehingga mereka lebih yakin saat memutuskan untuk membeli,” jelas Yisti.

        Di tengah industri yang bergerak cepat, Oclo menjaga relevansinya dengan konsisten merilis 10 hingga 25 model baru setiap minggu. Koleksi ini mencakup blouse, sweater, outer, hingga skirt, dengan harga terjangkau namun kualitas yang tetap terjaga. Strategi riset tren secara intensif memastikan produk Oclo selalu sesuai dengan selera pasar, termasuk tren terkini yang mengedepankan clean look dengan warna-warna earth tone.

        Oclo juga tak melewatkan momen Ramadan dan Lebaran, momen ini menjadi periode paling sibuk bagi tim Oclo. Hasilnya, tahun ini penjualan Oclo meningkat hingga 400% dibanding bulan biasa. Persiapan stok, sistem packing, hingga tenaga tambahan menjadi strategi agar pesanan sampai tepat waktu. “Kami ingin setiap pelanggan merasa puas dan tetap percaya pada layanan Oclo,” ujarnya.

        Tidak berhenti di ranah digital, Oclo kini memperluas sayap dengan membuka toko offline, gerai pertama mereka hadir di Kota Bandung. Setelah Bandung, Oclo berencana membuka gerai kedua mereka di Bekasi, sekaligus menggelar kampanye khusus untuk semakin dekat dengan konsumen setianya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sufri Yuliardi
        Editor: Sufri Yuliardi

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: