BMKG Genjot Program Sekolah Lapang Iklim untuk Perkuat Ketahanan Pangan
Kredit Foto: Istimewa
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendorong penguatan program Sekolah Lapang Iklim (SLI), guna mendukung Program Prioritas Nasional dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, SLI bertujuan memberikan pemahaman tentang iklim kepada petani agar mampu mengelola lahan secara lebih baik. Dengan demikian, produktivitas pertanian diharapkan meningkat sekaligus menciptakan kemandirian pangan.
“Program ini memberikan pengetahuan mengenai pola cuaca dan iklim yang dapat diterapkan langsung dalam praktik pertanian,” kata Dwikorita dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (27/8/2025).
Baca Juga: Perbaiki Tata Kelola Stok Beras, Pemerintah Didorong Wujudkan Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Dwikorita menambahkan, melalui SLI para petani didorong memanfaatkan informasi cuaca terkini, menyusun kalender tanam berbasis musim, serta menyiapkan strategi mitigasi menghadapi cuaca ekstrem untuk menekan risiko gagal panen.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menekankan bahwa keberlanjutan serta replikasi praktik terbaik dari SLI memerlukan koordinasi lintas lembaga, termasuk dengan pemerintah daerah.
“Kami memastikan bahwa program ini tidak hanya terbatas di wilayah tertentu, namun dapat diadopsi secara meluas hingga ke pelosok negeri,” ujarnya.
Baca Juga: Target Swasembada Pangan 2028, Pemerintah Kejar 80 Ribu Titik Kopdes
Program SLI telah berjalan di berbagai daerah dengan melibatkan ribuan petani. Melalui kegiatan tatap muka, praktik lapangan, hingga simulasi, peserta diajak memahami keterkaitan antara dinamika iklim dan produktivitas pangan.
Pendekatan berbasis komunitas menjadikan SLI sebagai contoh nyata penerapan sains yang langsung menyentuh kebutuhan petani. BMKG menilai tantangan perubahan iklim yang semakin nyata menuntut adanya strategi adaptasi yang kuat dan terukur.
Dengan kondisi cuaca ekstrem yang kian sering terjadi, keberadaan SLI dinilai sangat relevan untuk memperkuat kapasitas petani agar lebih tangguh menghadapi risiko iklim.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo