Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ungkapan Hati Sri Mulyani Saat Rumahnya Jadi Sasaran Penjarah

        Ungkapan Hati Sri Mulyani Saat Rumahnya Jadi Sasaran Penjarah Kredit Foto: Youtube Setpres
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait penjarahan yang menimpa rumah pribadinya pada 31 Agustus 2025. Ia mengungkap pengalaman pribadi sekaligus refleksi atas peristiwa tersebut.

        Dalam unggahan di akun instagramnya, Ia menulis bahwa seorang pria berjaket merah dan berhelm hitam terekam memanggul lukisan cat minyak berjudul Bunga saat keluar dari rumah Sri Mulyani. Lukisan itu merupakan karya pribadinya 17 tahun lalu.

        “Dia membawa jarahannya dengan tenang, percaya diri keluar dari rumah pribadi saya yang menjadi target operasi jarahan hari Minggu akhir Agustus 2025 dini hari,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Rabu (3/9/2025).

        Baca Juga: Begini Curhatan Lengkap Sri Mulyani Usai Rumahnya Dijarah Massa

        Ia menyebut lukisan tersebut bukan sekadar benda seni, melainkan simbol refleksi dan kenangan keluarganya. “Lukisan Bunga itu bagi penjarah pasti dibayangkan bernilai sekadar seperti lembaran uang. Bagi saya, itu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi,” ujarnya.

        Sri Mulyani menilai peristiwa penjarahan itu melambangkan hilangnya rasa aman, kepastian hukum, dan nilai perikemanusiaan. Ia menyoroti bagaimana barang-barang rumah diperlakukan hanya sebagai target operasi. Bahkan, aksi penjarah sempat terekam media dengan nada bangga. “Liputan penjarahan dimuat di media sosial dan diviralkan secara sensasional, menimbulkan histeria intimidatif yang kejam,” katanya.

        Baca Juga: Menko Airlangga Bantah Isu Mundurnya Sri Mulyani dari Kabinet Merah Putih

        Ia juga mengaitkan kerugian materiil yang dialaminya dengan korban jiwa dalam kerusuhan pada periode yang sama. Sri Mulyani menyebut nama-nama warga yang meninggal, antara lain Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, dan Sumari. Menurutnya, duka keluarga korban jauh lebih besar dibanding kehilangan harta benda.

        “Dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang. Yang ada adalah hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, runtuhnya fondasi berbangsa dan bernegara kita,” ucapnya.

        Sri Mulyani kemudian mengajak masyarakat menjaga persatuan. “Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu. Jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama,” tutur dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: