Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        ADHI Kantongi Kontrak Baru Rp3,8 Triliun

        ADHI Kantongi Kontrak Baru Rp3,8 Triliun Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru senilai Rp3,8 triliun hingga Juli 2025. Direktur Manajemen Risiko dan Kesisteman ADHI, Yan Arianto menjelaskan, pencapaian kontrak baru tersebut membuat total order book ADHI kini mencapai Rp33,6 triliun.

        Yan menjelaskan, Proyek-proyek strategis nasional, termasuk infrastruktur yang dibiayai APBN dan BUMN, masih mendominasi portofolio perseroan.

        “Kontrak baru Rp3,8 triliun ini mayoritas berasal dari proyek infrastruktur transportasi dan energi. Kami juga tetap memperhatikan diversifikasi agar tidak hanya bergantung pada APBN,” kata Yan dalam public expose, Senin (8/9/2025).

        Baca Juga: ADHI Fokus Selesaikan MRT Jakarta 2A–2B di Tengah Beban Utang

        Yan menambahkan, manajemen menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko, termasuk pemilihan proyek yang memiliki kepastian pembayaran dan skema pembiayaan yang jelas.

        Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi Mukhson, menegaskan meskipun kondisi saat ini menantang, industri konstruksi memiliki siklus lima tahunan yang akan kembali ke fase percepatan pada 2026. Menurutnya, periode 2021–2025 memang ditandai tekanan akibat pandemi, keterbatasan fiskal, serta perlambatan investasi.

        “Kami melihat 2026 akan menjadi momentum baru. Ada percepatan pada sektor hilirisasi, pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan. Siklus lima tahunan ini selalu terjadi dalam industri konstruksi, dan kami harus siap menyambut rebound tersebut,” ujar Entus.

        Baca Juga: Adhi Karya Tangani Proyek Terowongan MRT Terdalam Pertama di Indonesia

        Entus optimistis backlog yang dimiliki ADHI saat ini akan menjadi modal penting menyongsong siklus baru tersebut. Dukungan pemerintah terhadap proyek strategis, termasuk agenda astacita pembangunan nasional, dipandang akan mendorong permintaan jasa konstruksi di berbagai sektor.

        Dengan posisi backlog Rp33,6 triliun dan kontrak baru yang terus bertambah, ADHI menargetkan mampu menjaga arus kas positif dan memperkuat fundamental untuk menyambut fase pertumbuhan berikutnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: