Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

ADHI Fokus Selesaikan MRT Jakarta 2A–2B di Tengah Beban Utang

ADHI Fokus Selesaikan MRT Jakarta 2A–2B di Tengah Beban Utang Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menegaskan tetap melanjutkan pembangunan transportasi massal berbasis rel, termasuk LRT Jabodebek dan MRT Jakarta, meski menghadapi tekanan utang besar.

Direktur Keuangan ADHI Bani Iqbal menyampaikan, piutang proyek LRT Jabodebek masih membebani kinerja keuangan perseroan. Dari total kontrak Rp25,5 triliun, ADHI baru menerima pembayaran Rp23,2 triliun, dengan sisa Rp2,2 triliun ditargetkan rampung akhir 2025.

“Kami masih menanggung piutang besar dari proyek LRT yang saat ini dalam proses penyelesaian bersama KAI, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perhubungan,” ujar Bani dalam public expose, Senin (8/9/2025).

Baca Juga: Adhi Karya Ditunjuk sebagai Kontraktor FEED Proyek LNG Blok Abadi Masela

Meski terbebani piutang, ADHI telah melunasi obligasi Rp1,3 triliun pada Mei 2025. Manajemen menilai langkah tersebut penting untuk menjaga kepercayaan investor di tengah tekanan likuiditas.

Direktur Operasi II ADHI Harimawan menegaskan bahwa proyek transportasi berbasis rel tetap menjadi fokus perseroan. Setelah LRT Jabodebek tahap pertama, ADHI kini menggarap MRT Jakarta fase 2A dan 2B.

“Pembangunan MRT fase 2A, yakni rute Bundaran HI–Harmoni, sudah mencapai 88,9% dan ditargetkan selesai pada 2026. Sedangkan paket CB202 dari Harmoni–Mangga Besar saat ini progresnya 55,6% dengan target penyelesaian 2029,” jelas Harimawan.

Selain proyek dalam negeri, ADHI juga terlibat dalam pembangunan Malolos–Clark Railway Project di Filipina. Portofolio ini diharapkan memperkuat posisi perseroan sebagai railway champion di antara BUMN karya.

Baca Juga: Laba Bersih Adhi Karya Amblas 34,8% di Semester I-2025

Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson menambahkan, transportasi rel menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi kemacetan, menekan emisi karbon, dan mendorong mobilitas ekonomi rakyat.

“ADHI berkomitmen mengambil peran strategis dalam pembangunan ini,” tegas Entus.

Meski mencatat penurunan laba bersih 34,8% menjadi Rp71,02 miliar pada semester I-2025, ADHI tetap optimistis. Pendapatan usaha naik menjadi Rp7,92 triliun dari Rp7,49 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, ditopang oleh percepatan proyek infrastruktur.

Beban keuangan mencapai Rp339,8 miliar, membuat Debt to Equity Ratio (DER) perseroan berada di level 3,7 kali. Namun, manajemen meyakini dukungan pemerintah terhadap transportasi perkotaan dapat menopang stabilitas keuangan dan memperkuat daya saing ADHI di sektor transportasi berbasis rel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: