Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        RI-Rusia Bahas Sejumlah Kerja Sama di Sektor Industri

        RI-Rusia Bahas Sejumlah Kerja Sama di Sektor Industri Kredit Foto: Getty Images
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza melakukan pertemuan bilaeral dengan  Vice Minister of Industry and Trade Russian Federation, Aleksei Vladimirovich Gruzdev di sela agenda BRICS Forum on Partnership on New Industrial Revolution (PartNIR) 2025 di Xiamen, Tiongkok, pada 15– 7 September 2025.

        Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas penguatan kerja sama industri khususnya pada sektor-sektor strategis. Salah satu agenda utama pembahasan adalah finalisasi sejumlah nota kesepahaman (MoU) yang telah di sepakati pada pertemuan-pertemuan sebelumnya dan salah satunya di bidang industri perkapalan.

        Baca Juga: Deposito Masih jadi Incaran, DPK Krom Bank Melejit 214% di Agustus 2025

        Di samping peluang kerja sama industri dan juga dibahas rencana investasi yang dapat dikembangkan lebih lanjut, antara lain bidang infrastruktur yang dapat mendukung sektor industri, di antaranya nuclear powerplant, jaringan rel kereta api di Nusantara, dan produksi gas untuk industri.

        “Lebih lanjut, dalam diskusi turut dibahas potensi kerja sama di bidang industri aluminium dan pengembangan Kawasan Industri. aborasi yang lebih luas, tidak hanya untuk penguatan kapasitas industri nasional, tetapi juga mendukung pengembangan ekosistem industri global yang inklusif,” ungkap Faisol, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Kamis (18/9).

        Di samping sektor-sektor tersebut, Indonesia juga membahas peluang peningkatan kerjasama sektor industri pupuk, karena Rusia melalui perusahaan-perusahaan besar seperti Uralchem, Uralkali, dan PhosAgro berkomitmen meningkatkan pasokan pupuk ke Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus menopang produktivitas sektor pertanian nasional.

        Selain itu, Indonesia juga menyampaikan kesiapan untuk menjadi Partner Country pada INNOPROM 2026 di Rusia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi industri nasional menuju basis industri berteknologi tinggi, berdaya saing global, dan berorientasi ekspor. Untuk itu, Pemerintah akan menyampaikan secara resmi dan melakukan koordinasi dengan Rusia dalam persiapan menuju   pelaksanaan INOPROM 2026.

        Selanjutnya, di bidang farmasi dan peralatan medis, Indonesia menyampaikan dukungan terhadap kemitraan dengan Rusia, terutama melalui transfer teknologi dan pembentukan joint venture. Kerja sama ini dinilai strategis untuk memperkuat kapasitas industri dalam negeri, memperkenalkan produk inovatif, serta mendorong investasi yang bermanfaat bagi kedua negara.

        Kerja sama juga terbuka di sektor metalurgi. Pemerintah Indonesia menyambut baik minat perusahaan-perusahaan Rusia untuk mengeksplorasi peluang di bidang ini, termasuk mendorong transfer teknologi yang berorientasi pada keberlanjutan.

        Di sisi lain, industri galangan kapal menjadi salah satu fokus penting. Indonesia mendorong percepatan penyelesaian dan penandatanganan MoU yang ditujukan untuk memperkuat kerja sama shipbuilding antara kedua negara. Indonesia terbuka terhadap berbagai bentuk kemitraan yang berkontribusi pada kemajuan industri perkapalan nasional.

        Berikutnya, Indonesia dan Rusia juga menjajaki kerja sama di bidang krisotil. Indonesia mendukung rencana kerja sama tersebut dan mengapresiasi dukungan Rusia, termasuk pelatihan yang telah diberikan bagi dua petugas laboratorium Indonesia pada September 2024 sebagai bagian dari kerja sama ilmiah.

        Mitra strategis

        Lebih lanjut, Dirjen KPAII menegaskan bahwa Indonesia dan Rusia telah menjalin banyak kerja sama bilateral maupun multilateral, termasuk di bidang industri. Bagi Indonesia, Rusia merupakan mitra strategis di kawasan Eurasia.

        Tri juga menekankan bahwa hubungan Indonesia dan Rusia memiliki sejarah panjang. Pada tahun 2025 ini, memasuki perjalanan 75 tahun hubungan diplomatik yang memiliki historis sangat panjang dan akan terus semakin diperkuat ke depannya di berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi dan industri. “Saya berharap Indonesia dan Rusia dapat memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, terutama di sektor industri,” ujarnya.

        Dirjen KPAII pun mengaitkan hal ini dengan posisi strategis Indonesia di forum internasional. “Sebagaimana pernyataan Bapak Presiden Prabowo, bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkuat perekonomian nasional,” imbuhnya.

        Oleh karena itu, forum BRICS sangat penting bagi Indoneia. “Kami sangat menghargai dukungan Pemerintah Rusia terhadap keanggotaan Indonesia di BRICS dan akan sangat tertarik untuk mendengar pandangan Anda tentang arah masa depan kerja sama industri dalam kerangka BRICS,” lanjut Tri.

        Secara ekonomi, hubungan Indonesia–Rusia menunjukkan tren positif. Total perdagangan bilateral nonmigas Indonesia dengan Rusia pada tahun 2024 mencapai USD3,3 miliar, meningkat sebesar 13,38 perssen sejak tahun 2020.

        Dari angka tersebut, nilai ekspor Indonesia ke Rusia tercatat USD3,3 miliar pada 2024, dengan produk unggulan berupa karet dan turunannya, kopi, cokelat, teh, alas kaki, komponen elektronik, serta produk kimia dan turunannya.

        Selain perdagangan, total investasi Rusia di Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD262,7 juta. Peningkatan ini menunjukkan peran Rusia sebagai salah satu negara investor penting di Indonesia dan mencerminkan potensi besar untuk pengembangan investasi lebih lanjut di masa depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: