Harga Emas Naik Tipis, Investor Tunggu Data Inflasi AS

Harga emas dunia berbalik melemah dari kenaikan awal pada perdagangan di Kamis (25/9). Hal ini terjadi setelah klaim pengangguran mingguan turun, sementara pasar menunggu rilis data inflasi kunci yang dapat memengaruhi langkah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Jumat (26/9), Harga emas spot tercatat naik 0,1% menjadi US$3.739,42. Sedangkan emas berjangka ditutup menguat 0,1% ke US$3.771,1. Logam mulia lainnya turut menguat, dengan perak naik 2,2% ke US$44,87, platinum naik 3,5% ke US$1.524,15, dan palladium menguat 3,6% menjadi US$1.254,04.

Baca Juga: Dari Kemasan ke Holding, PACK Ubah Haluan Usaha

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan jumlah warga yang mengajukan tunjangan pengangguran baru turun menjadi 218.000. Meski demikian, pasar tenaga kerja dinilai melemah karena pertumbuhan lapangan kerja yang lambat.

“Data klaim pengangguran ini sedikit hawkish dan mungkin menahan ekspektasi pelonggaran, tetapi tidak cukup untuk mengubah tren keseluruhan,” kata Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant.

Investor kini menantikan rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang diperkirakan naik 0,3% secara bulanan dan 2,7% secara tahunan pada Agustus. Data ini menjadi acuan inflasi utama bagi dari The Fed.

Saat ini, pasar memperkirakan probabilitas 85% pemangkasan suku bunga pada Oktober. Presiden Fed San Francisco Mary Daly menyatakan dukungan penuh terhadap pemangkasan suku bunga  pekan lalu dan membuka opsi penurunan tambahan. Sementara Ketua Fed Jerome Powell memilih sikap lebih hati-hati.

Baca Juga: Dipimpin Emas, Logam Mulia Ungguli Bitcoin di 2025

Emas sebagai aset lindung nilai biasanya mendapat dorongan di era suku bunga rendah.