Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Hanya Kompetisi E-Sports, FFWS 2025 Dinilai Sebagai Etalase Inovasi Kreatif RI

        Tak Hanya Kompetisi E-Sports, FFWS 2025 Dinilai Sebagai Etalase Inovasi Kreatif RI Kredit Foto: Dok. Kemenparekraf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar menilai Free Fire World Series (FFWS) Global Finals 2025 bukan hanya kompetisi e-sports, tetapi juga etalase inovasi kreatif Indonesia.

        Ini disampaikan Wamen Ekraf saat menghadiri FFWS Global Finals 2025 di Gold Ballroom, Thamrin Nine, Jakarta, beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan, Kemenpar Kembangkan SDM Lewat Pelatihan Ini

        Ajang ini akan berlangsung pada 31 Oktober–15 November 2025 di Indonesia Arena, dan sebagai tuan rumah, Indonesia menghadirkan beragam produk kreatif seperti batik, musik elektronik, seni visual, dan komik digital, sebagai bukti kekuatan Ekraf dalam menciptakan inovasi yang relevan bagi audiens global.

        “Free Fire adalah salah satu komunitas e-sports terbesar di dunia. Dengan menggandeng seniman visual, musisi, komikus, hingga perajin batik, kita membuktikan bahwa ciptaan lokal bisa masuk ke pasar global. Indonesia bukan hanya host bagi turnamen e-sports dunia, tetapi juga menjadi panggung bagi IP dan produk kreatif anak bangsa,” ungkap Irene, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Selasa (7/10).

        Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ekraf, Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa industri gim merupakan salah satu subsektor yang berperan penting sebagai the new engine of growth bagi perekonomian nasional.

        “Industri gim bukan hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja berkualitas dan peluang usaha baru. Lebih penting lagi, ekosistem ini digerakkan oleh generasi muda yang menjadi kunci daya saing Indonesia di era digital,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.

        Ia menambahkan, dukungan berbagai kolaborator memperlihatkan kekuatan ekosistem Ekraf Indonesia. Weird Genius melalui musik, Muklay lewat karya seni visual, Tahilalats dengan konten komik digital, serta Guru Batik yang menghadirkan motif khas Nusantara, semuanya memberi warna Indonesia yang dikemas dengan gaya populer dan dekat dengan publik global.

        “Kolaborasi hexahelix, antara pelaku usaha, kreator, akademisi, komunitas, media, hingga pemerintah, adalah kunci untuk mempercepat lahirnya talenta dan ciptaan lokal yang bisa bersaing global. Ekraf mengapresiasi setinggi-tingginya dukungan Garena Indonesia dan semua kreator yang terlibat. Gelaran ini adalah bukti nyata bagaimana ekosistem kreatif mampu melahirkan peluang ekonomi baru sekaligus meningkatkan posisi Indonesia di mata dunia,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.

        Pernyataan ini sekaligus menjadi dorongan bagi seluruh pelaku industri untuk terus mengembangkan kolaborasi kreatif dan inovatif. Harapan kami agar semakin banyak publisher game yang berkolaborasi dengan ekosistem game dan para pegiat kreatif Indonesia seperti yang dilakukan Garena Indonesia dengan model bisnis yang inklusif dan berkelanjutan.

        Country Head Garena Indonesia, Hans Saleh, menyampaikan apresiasinya kepada Ekraf dan para kolaborator kreatif.

        “Indonesia menjadi host FFWS 2025 bukan hanya untuk menunjukkan kekuatan e-sports, tetapi juga bagaimana produk kreatif bisa hadir di panggung dunia. Perpaduan e-sports dan seni membuka peluang baru sekaligus merayakan keberagaman ide. Kolaborasi ini hanya mungkin terwujud berkat dukungan penuh Ekraf,” jelas Hans.

        Perwakilan Guru Batik, Dheni Nugroho, menilai keterlibatan batik dalam Free Fire sebagai sejarah baru.

        “Ini pertama kalinya batik berkolaborasi dengan gim. Kami memilih motif Glompol (kebersamaan) dan Nitik (ketekunan) yang sarat makna, dengan harapan batik semakin dekat dengan generasi muda. Batik bukan kuno, justru bisa tampil keren dan relevan di panggung global. Merchandise ini hanya mungkin lahir karena turnamen ini digelar di Indonesia,” ungkapnya.

        Kehadiran karya kreator muda di turnamen ini menunjukkan bahwa industri kreatif Indonesia mampu bersaing sekaligus memperkenalkan budaya dan identitas bangsa ke jutaan penonton internasional. Momentum ini adalah tonggak penting menuju ekosistem kreatif yang berkelanjutan dan inklusif.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: