Kredit Foto: Uswah Hasanah
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menegaskan keyakinannya untuk mengembalikan pertumbuhan pada 2025 melalui disiplin finansial, efisiensi investasi, serta fleksibilitas portofolio produk yang menyesuaikan kemampuan daya beli masyarakat.
Dalam sesi public expose di BSD, Tangerang, Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neeraj Lal, menyampaikan bahwa perseroan tetap memegang komitmen untuk menutup tahun dengan kinerja positif meski tidak memberikan panduan proyeksi (guidance) secara spesifik.
“Kami tidak memberikan panduan kinerja untuk setahun penuh, namun kami telah berkomitmen untuk mengembalikan pertumbuhan pada tahun 2025,” ujar Neeraj, Rabu (15/10/2025).
Baca Juga: Bos Unilever Bongkar Tiga Pilar Strategi Jadi Arah Pertumbuhan Unilever di Sisa 2025
Ia menjelaskan, belanja modal atau capital expenditure (Capex) pada semester pertama 2025 mencapai sekitar 2% dari total penjualan, dan diharapkan menutup tahun di kisaran 3%. Alokasi tersebut digunakan terutama untuk peningkatan kapasitas produksi dan efisiensi operasional.
“Capex kami sekitar 3% dari penjualan. Pada semester pertama, terserap sekitar dua pertiganya, dan kami memastikan investasi kami diarahkan untuk memperkuat operasi yang lebih efisien dan produktif,” katanya.
Neeraj menambahkan, pengelolaan keuangan yang hati-hati tetap menjadi prinsip utama perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menurutnya, disiplin finansial dan strategi pengendalian biaya akan menjadi faktor penentu dalam menjaga profitabilitas.
“Kami mempertahankan disiplin finansial dan efisiensi di setiap lini agar dapat mencapai return to growth yang sehat dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, menyoroti tantangan daya beli masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya pulih. Ia menilai, keunggulan portofolio produk Unilever yang berlapis menjadi kunci menghadapi kondisi tersebut.
“Kekuatan Unilever terletak pada portofolio yang menjangkau semua segmen, dari sachet Rp500 hingga produk premium,” ujar Benjie.
Baca Juga: Penjualan Turun 4,4%, Unilever Bidik Pemulihan dan Stabilitas Margin di 2025
“Dengan variasi tersebut, kami bisa tetap relevan bagi masyarakat yang sedang menghadapi tekanan daya beli, sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen yang mencari produk dengan pengalaman lebih tinggi,” tambahnya.
Benjie menekankan bahwa strategi fleksibilitas harga dan ukuran produk telah menjadi bagian penting dari model bisnis Unilever di Indonesia selama lebih dari 90 tahun.
Pendekatan ini memungkinkan perusahaan menjaga pertumbuhan volume di tengah fluktuasi ekonomi dan inflasi yang menekan belanja rumah tangga.
Di sisi lain, Neeraj menyampaikan keyakinannya terhadap tren pemulihan penjualan yang mulai terlihat pada paruh kedua tahun ini. Ia menyebut, Unilever tetap fokus pada peningkatan margin dan kualitas pertumbuhan.
“Kami tetap optimistis terhadap peningkatan penjualan dan profitabilitas di kuartal berikutnya. Fokus kami adalah menjaga kualitas pertumbuhan yang sehat,” ujarnya.
Dengan kombinasi antara efisiensi belanja modal, inovasi produk yang menyesuaikan daya beli, serta disiplin keuangan yang ketat, Unilever menargetkan kinerja kuartal III dan IV 2025 dapat menunjukkan momentum pemulihan yang solid.
Benjie menutup sesi dengan menegaskan bahwa perusahaan akan terus memperkuat fondasi bisnis yang berorientasi pada konsumen.
“Kami percaya, kemampuan untuk memahami konsumen dan beradaptasi cepat terhadap kondisi ekonomi menjadi keunggulan utama yang membedakan Unilever di pasar,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: