Kredit Foto: Istimewa
Thailand disebut berpotensi menjadi pusat utama investasi kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) di Asia Tenggara.
Xiao Haiping, Direktur BYD Group Auto Thailand mengatakan status ini dapat dicapai jika Komite Kebijakan EV Nasional Thailand yang baru terus mendorong produksi dan ekspor BEV melalui program insentif EV-nya.
"Penjualan mobil domestik Thailand menurun menjadi 572.000 unit pada tahun 2024, menempatkan negara ini di posisi ketiga di ASEAN setelah Indonesia dan Malaysia," kata Xiao dikutip dari Bangkok Post.
Namun, Thailand menempati peringkat pertama dalam kapasitas produksi mobil di ASEAN, dengan rata-rata produksi 1 juta unit per tahun. Indonesia menyusul di posisi kedua, dengan produksi sekitar 800.000 unit per tahun.
Baca Juga: Sudah Berinvestasi, BYD Minta Pemerintah Thailand Lanjutkan Insentif EV
Menurut Xiao, BYD terus menerapkan strategi perang harga di Thailand, menganggapnya penting untuk menarik pelanggan dan mendorong penjualan di tengah meningkatnya persaingan di pasar BEV yang sedang berkembang di negara ini.
Nava Chantanasurakon, wakil ketua Federasi Industri Thailand, mendesak BYD untuk mendukung produsen suku cadang mobil lokal dalam transisi mereka dari memproduksi komponen untuk mesin pembakaran internal ke sistem kendaraan listrik.
"Meskipun pengadaan suku cadang kendaraan listrik dari Thailand mungkin lebih mahal daripada impor dari Tiongkok, perusahaan lokal secara aktif bertransisi ke teknologi baru," ujarnya.
"BYD dapat membantu mendukung peralihan ini dengan meningkatkan kandungan lokal hingga lebih dari 45%, sejalan dengan kebijakan pemerintah Thailand."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: