Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KPI Terapkan Digitalisasi Keselamatan di Kilang Balongan, Risiko Dimonitor Real-Time

        KPI Terapkan Digitalisasi Keselamatan di Kilang Balongan, Risiko Dimonitor Real-Time Kredit Foto: PT Kilang Pertamina Internasional
        Warta Ekonomi, Indramayu -

        Keselamatan kerja di lingkungan kilang menjadi perhatian utama bagi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Berbagai langkah pengetatan diterapkan di seluruh unit, termasuk di Kilang Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang merupakan salah satu kilang dengan tingkat kompleksitas tertinggi milik Pertamina.

        General Manager Kilang Balongan, Yulianto Triwibowo, menegaskan bahwa keselamatan merupakan faktor penting dalam operasional kilang yang memiliki risiko tinggi.

        “Kita kalau mau masuk kilang banyak sekali peraturannya, tidak boleh bawa korek api, telepon seluler, lalu wajib memakai Alat Pelindung Diri yang lengkap. Semua itu dilakukan karena operasional kilang berada di lokasi yang tinggi risiko,” ujar Yulianto dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (22/10/2025).

        Baca Juga: Kilang Pertamina Pamer 5 Capaian Strategis Hadapi Tantangan Energi Global

        Kilang Balongan berdiri di atas lahan seluas 250 hektare dan memiliki sekitar 70 tangki bahan baku serta produk, dengan kapasitas pengolahan mencapai 150 ribu barel per hari. Kilang ini mencatat nilai Nelson Complexity Index (NCI) sebesar 11,9 — tertinggi di antara seluruh kilang milik Pertamina — yang menandakan kemampuan tinggi dalam menghasilkan produk berkualitas dengan proses efisien.

        Untuk menjaga keselamatan operasional, Kilang Balongan melakukan pemantauan rutin di seluruh unit utama, antara lain Distillation Treating Unit (DTU), Naphta Processing Unit (NPU), Atmospheric Hydrotreating Unit (AHU), Hydrotreating Unit (HTU), serta Processing and Cracking Unit (POC).

        “Unit-unit yang masuk dalam kategori kritikal mendapat perhatian lebih, sementara unit lain tetap dimonitor secara berkala,” ungkap Yulianto.

        Selain pengawasan langsung, sistem keselamatan di Kilang Balongan juga diperkuat dengan penerapan digitalisasi. Teknologi digital digunakan untuk mendeteksi kondisi anomali pada peralatan agar tindakan penanganan dapat segera dilakukan.

        Baca Juga: Ini Peta Jalan Pembangunan Kilang Pertamina untuk Genjot Produksi BBM dan LPG

        “Digitalisasi diterapkan pada peralatan-peralatan untuk mendeteksi kondisi anomali. Jika ditemukan hal tersebut, langkah penanganan segera dijalankan,” jelasnya.

        Yulianto menambahkan, keandalan peralatan juga dijaga melalui program pemeliharaan berkala yang mencakup pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian komponen penting.

        Setelah pemeliharaan selesai, operator wajib melakukan pengecekan ulang menggunakan daftar periksa (checklist) untuk memastikan seluruh komponen telah terpasang sesuai standar. Sebelum unit kembali beroperasi, dilakukan Pre-Start-Up Safety Review (PSSR) sebagai verifikasi akhir.

        “Semua harus dicek, bautnya sudah kencang atau belum, kondisinya sudah standar atau belum, semua harus ada checklist-nya, karena ada standar yang harus kita ikuti,” ucapnya.

        Baca Juga: Kilang Pertamina Pamer 5 Capaian Strategis Hadapi Tantangan Energi Global

        Selain berpegang pada prosedur baku, Yulianto juga menerapkan falsafah Jawa dalam pengelolaan kilang, yaitu Titen (memerhatikan kondisi kilang), Open (memelihara segala sesuatu di kilang), dan Telaten (menjaga keberlanjutan kilang). Penguatan budaya keselamatan juga diterapkan melalui pendekatan PIP: Patuh terhadap aturan, Intervensi saat ada kondisi tidak aman, dan Peduli terhadap sesama pekerja.

        Meski sistem keselamatan terus diperkuat, Yulianto menegaskan bahwa penerapannya bukan hanya sebatas prosedur, tetapi juga proses pembelajaran berkelanjutan dengan prinsip learning from event.

        “Prinsip tersebut terus kami terapkan dan menjadi landasan dalam memperbaiki prosedur dan sistem keselamatan yang ada di dalam kilang. Sebab, keselamatan itu nomor satu. Lebih baik kami cerewet tapi kilangnya aman, karena nyawa tidak akan ada gantinya,” tutup Yulianto.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: