Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Industri Otomotif Jerman Sangat Terdampak Akibat Tarif Trump, Data Menunjukkan Merosot Tajam

        Industri Otomotif Jerman Sangat Terdampak Akibat Tarif Trump, Data Menunjukkan Merosot Tajam Kredit Foto: Unsplash/Andre Ouellet
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        China resmi menggeser Amerika Serikat (AS) sebagai mitra dagang terbesar Jerman dalam delapan bulan pertama 2025, menurut data dari Kantor Statistik Federal Jerman.

        Para analis mengatakan bahwa pergeseran ini mencerminkan dampak yang semakin besar dari tarif dan hambatan perdagangan AS, yang membuat hubungan kedua negara itu menjadi tegang dan melemahkan momentum ekspor Jerman.

        Dari Januari hingga Agustus, ekspor Jerman ke AS mencapai 101 miliar euro atau turun 6,5 persen dari setahun sebelumnya.

        Baca Juga: DRMA Catat Kinerja Positif di Tengah Pelemahan Pasar Otomotif

        Sebaliknya, perdagangan antara Jerman dan China terbukti lebih tangguh, naik menjadi 166,3 miliar euro pada periode yang sama.

        Berdasarkan kesepakatan perdagangan yang mulai berlaku pada 1 Agustus, AS memberlakukan tarif 15 persen pada sebagian besar ekspor Uni Eropa (UE).

        Dirk Jandura, presiden Federasi Grosir, Perdagangan Luar Negeri, dan Jasa Jerman, mengatakan kebijakan tarif AS merupakan faktor kunci di balik merosotnya ekspor, seraya mengungkapkan bahwa permintaan untuk mobil, mesin, dan bahan kimia buatan Jerman mengalami penurunan tajam.

        Menurut Asosiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jerman, lebih dari separuh perusahaan Jerman yang disurvei berencana mengurangi perdagangan dengan AS, dan sekitar seperempatnya memperkirakan akan menangguhkan atau membatalkan proyek-proyek investasi di sana.

        Ekonom Hermann Simon mengatakan tarif AS telah menciptakan tantangan serius bagi eksportir Jerman, dan memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan yang kehilangan pangsa pasar di AS akan harus menjajaki kawasan lain untuk mempertahankan pertumbuhan.

        Industri otomotif, yang telah lama menjadi pilar surplus perdagangan Jerman dengan AS, terdampak paling parah. Sejak Washington menaikkan tarif impor kendaraan dan produk terkait pada April, ekspor mobil Jerman terus-menerus berada di bawah tekanan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ferry Hidayat
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: