Produksi Minyak dan Gas MedcoEnergi Capai 150 mboepd di Tengah Gejolak Pasar

PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mencatat berhasil melakukan produksi minyak dan gas dengan rata-rata 150 ribu barel setara minyak per hari (mboepd) dengan komposisi 28% minyak dan 72% gas pada periode Januari sampai dengan September 2025.

Chief Executive MedcoEnergi, Roberto Lorato, mengatakan meski mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama pada 2024 produksi minyak dan gas (Migas) perusahaan naik sebesar 14% pada kuartal ketiga jika dibandingkan dengan kuartal kedua 2025.

"Laju produksi pada September mencpai 174 mboepd berkat proyek baru di Natuna, Corridor, dan Oman, sesuai dengan panduan tahun penuh 2025 sebesar 155-160 mboepd," ujar Roberto dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (2/11/2025).

Baca Juga: Laba MedcoEnergi Turun 69%, Dipengaruhi Pelemahan Harga Minyak dan Kontribusi AMMN

Biaya produksi rata-rata tercatat US$8,8 per barel setara minyak (boe), dengan belanja modal (capex) mencapai US$276 juta hingga akhir September 2025.

Untuk memperkuat posisi strategis di bisnis gas domestik, MedcoEnergi juga menyelesaikan akuisisi 45 persen hak partisipasi Repsol di PSC Sakakemang dan 80 persen hak operasi di South Sakakemang PSC di Sumatra Selatan.

Selain itu, perusahaan menambah kepemilikan saham di PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), sehingga kepemilikan efektif meningkat menjadi 40 persen. TGI berperan penting dalam penyaluran gas alam dari PSC Corridor dan pemasok lain di Sumatra Selatan–Jambi ke pelanggan di Riau, Batam, dan Singapura.

Roberto, mengatakan bahwa perusahaan tetap mampu menjaga kinerja kuat di tengah fluktuasi pasar komoditas.

Baca Juga: Pemegang Saham MedcoEnergi Tersenyum, Dividen Interim Naik Jadi USD 42 Juta

“Dengan terus mengoperasikan lapangan dan fasilitas baru, kami menghasilkan kinerja yang kuat meskipun pasar komoditas bergejolak. Akuisisi terbaru atas kepemilikan di PSC Sakakemang dan TGI semakin memperkuat posisi strategis kami di rantai nilai gas terintegrasi di Sumatra Selatan dan Jawa, memastikan akses terhadap pertumbuhan dan aset bernilai tambah lebih lanjut,” ujarnya.