Kredit Foto: Uswah Hasanah
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 9.000 di akhir tahun 2025 yang dicanangkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa masih realistis, seiring penguatan ekonomi nasional dan inovasi produk pasar modal yang terus dikembangkan. Optimisme ini disampaikan
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menjelaskan, tren positif IHSG ditopang oleh kombinasi faktor fundamental seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, peningkatan transaksi investor ritel, serta kinerja emiten yang solid.
“Kondisi ekonomi baik, transaksi bagus, dan perusahaan tercatat terus menunjukkan perkembangan positif. Dengan kondisi ini, target IHSG 9.000 realistis,” ujar Irvan, di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Baca Juga: BEI Bidik Pendapatan Rp1,94 Triliun pada 2026, Laba Diproyeksi Naik 18,02%
Menurutnya, BEI juga memperkuat strategi dengan menambah variasi produk investasi untuk memperluas basis investor dan meningkatkan likuiditas. Langkah ini meliputi konversi reksa dana konvensional menjadi Exchange Traded Fund(ETF) tanpa harus menciptakan produk baru, serta pengembangan indeks baru yang dapat menjadi acuan bagi produk investasi multi-aset.
“Inovasi ini kami dorong agar investor memiliki lebih banyak pilihan, pasar sekunder semakin likuid, dan pergerakan IHSG lebih optimal,” jelas Irvan.
BEI juga tengah menjalin koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) terkait peluncuran produk-produk baru tersebut. Beberapa ETF berbasis emas kini dalam tahap finalisasi dan menunggu regulasi dari OJK agar dapat dirilis pada kuartal I 2026.
Baca Juga: Purbaya Super Pede IHSG 'To the Moon', Ramal Bakal Tembus Level 32.000
Produk investasi berbasis emas ini diharapkan menjadi alternatif bagi investor ritel maupun institusional, sekaligus meningkatkan aktivitas perdagangan saham dan instrumen derivatif berbasis indeks. Irvan menambahkan, strategi penguatan pasar juga diperkuat dengan keterlibatan investor asing melalui platform internasional yang menampilkan indeks dan produk turunan BEI.
“Investor domestik maupun internasional bisa mengakses indeks baru dan produk turunannya, sehingga pasar menjadi lebih likuid dan transparan,” katanya.
Dengan kombinasi pertumbuhan ekonomi, penambahan produk investasi, serta pengembangan likuiditas pasar, BEI optimistis IHSG dapat menembus target 9.000. Upaya tersebut juga diharapkan memperkuat posisi pasar modal Indonesia di mata investor global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri