Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos Morgan Stanley dan Goldman Sachs Peringatkan Risiko Koreksi di Wall Street

        Bos Morgan Stanley dan Goldman Sachs Peringatkan Risiko Koreksi di Wall Street Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dua Eksekutif Puncak Wall Street, Chief Executive Officer (CEO) Morgan Stanley, Ted Pick dan Chief Executive Officer (CEO) Goldman Sachs, David Solomon, memperingatkan bahwa pasar saham berisiko mengalami koreksi setelah lonjakan tajam dalam beberapa bulan terakhir di Amerika Serikat (AS).

        Pick mengatakan kekhawatiran ini menyusul permasalah soal gelembung pasar saham yang meningkat seiring dengan indeks saham yang terus mencetak rekor tertinggi baru, memunculkan kembali kenangan masa gelembung dot-com dua dekade lalu di AS.

        Baca Juga: Baramulti (BSSR) Siap Guyur Dividen Interim Rp222,58 per Saham, Cek Jadwalnya!

        “Kita seharusnya menyambut baik kemungkinan terjadinya koreksi sebesar 10% - 15%. Selama itu tidak dipicu oleh guncangan makroekonomi besar,” kata Ted Pick, dilansir dari Reuters, Rabu (5/11).

        Sejauh ini, pasar cenderung mengabaikan kekhawatiran inflasi, suku bunga tinggi, dan ketidakpastian kebijakan akibat dinamika perdagangan global serta penutupan pemerintahan dari AS.

        CEO Goldman Sachs, David Solomon menambahkan bahwa pergeseran sentimen bisa terjadi tiba-tiba dan tanpa diantisipasi oleh investor.

        “Dalam setiap siklus pasar, ada masa di mana harga bisa terus naik. Tapi akan selalu ada faktor yang mengubah sentimen dan memicu koreksi dan kita tidak pernah tahu kapan hal itu terjadi sampai benar-benar terjadi,” ujarnya.

        Solomon juga menyoroti bahwa valuasi saham teknologi telah mencapai level tinggi, meski penilaian di sektor lain belum sekuat itu.

        Peringatan keduanya mencerminkan meningkatnya kehati-hatian dalam kalangan eksekutif dari Wall Street. Banyak yang menilai penurunan pasar jangka pendek dapat menjadi hal yang sehat di tengah euforia yang berlebihan.

        Baca Juga: Tak Terima MSCI Turunkan Bobot Saham RI, BEI Desak MSCI Tinjau Ulang Penilaian Pasar Indonesia

        Sebelumnya, CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon juga memperingatkan potensi koreksi besar dalam pasar saham untuk enam bulan hingga dua tahun mendatang, dengan alasan meningkatnya ketegangan geopolitik, belanja fiskal tinggi, dan remiliterisasi global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: