Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diperlukan Kolaborasi Konkret Wujudkan Perdagangan Hijau

        Diperlukan Kolaborasi Konkret Wujudkan Perdagangan Hijau Kredit Foto: Dok. Kemendag
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong perdagangan hijau dalam menghadapi perubahan iklim.

        Wamendag menyampaikannya saat menjadi pembicara utama dalam kegiatan Langkah Membumi Ecoground 2025 “Climate Action 101: Turning Awareness into Action” di Taman Kota Peruri, Jakarta, Sabtu (8/11/2025).

        Baca Juga: Kemendag Dukung UMKM Kembangkan Usaha

        “Di Kementerian Perdagangan, kami memiliki perhatian khusus terhadap upaya mencari solusi terbaik terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, kami mendorong perdagangan yang bukan hanya inklusif, tetapi juga ramah terhadap lingkungan. Tanpa penerapan prinsip perdagangan hijau, hal tersebut justru bisa menjadi pembatas bagi kita sendiri,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemendag, Senin (10/11).

        Dalam kesempatan ini, Wamendag Roro juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam  mewujudkan ekosistem perdagangan berkelanjutan, termasuk kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi. 

        Bagi Wamendag Roro, keberhasilan transisi menuju perdagangan hijau tidak dapat dicapai oleh satu pihak saja, melainkan memerlukan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan.  

        “Diperlukan kolaborasi konkret agar kebijakan, inovasi, dan kegiatan perdagangan dapat berjalan  seiring dengan komitmen terhadap lingkungan. Pemerintah terus berupaya menciptakan regulasi  dan ekosistem yang mendukung pelaku usaha agar mampu beradaptasi dengan standar global yang  makin menekankan aspek keberlanjutan,” tutur Wamendag Roro. 

        Lebih lanjut, Wamendag Roro menegaskan bahwa perdagangan hijau merupakan kebutuhan untuk  menjaga daya saing Indonesia di pasar internasional. Ia mengungkapkan, penerapan prinsip  keberlanjutan, seperti pengurangan emisi karbon dan penggunaan bahan baku ramah lingkungan  menjadi faktor penting dalam menentukan akses dan kepercayaan terhadap produk ekspor Indonesia.

        “Indonesia telah berkomitmen menurunkan emisi karbon hingga 32 persen pada 2030 sesuai dengan Perjanjian Paris (Paris Agreement). Melalui penerapan perdagangan hijau, kita tidak hanya  memperkuat daya saing di pasar internasional, tetapi juga memastikan generasi mendatang  mewarisi bumi yang lebih baik dan sehat,” terang Wamendag Roro. 

        Wamendag Roro mengutarakan, ekspor produk hijau Indonesia terus meningkat dan mencapai USD  8,03 miliar pada 2024, naik dari USD 7,03 miliar pada 2020. Kondisi ini menunjukkan potensi besar  untuk memperkuat produksi produk hijau dalam negeri, mulai dari energi terbarukan, pertanian,  kehutanan, hingga industri manufaktur ramah lingkungan. 

        Sementara itu, salah satu sukarelawan (volunteer) Blibli Intan Oktaviani mengatakan bahwa kegiatan Langkah Membumi Ecoground 2025 menjadi sarana edukatif untuk menumbuhkan kepedulian terhadap bumi melalui berbagai aktivitas-aktivitas ramah lingkungan. Menurut Intan, terdapat banyak kegiatan seru pada acara tersebut, mulai dari membuat jamu, parfum alami, serta beragam lokakarya bertema hijau yang bisa diikuti masyarakat. 

        “Kami juga berharap pemerintah terus memperkuat edukasi publik tentang gerakan ramah lingkungan. Tidak hanya itu, pemerintah diharapkan mampu menambah fasilitas transportasi umum agar masyarakat tergerak untuk beralih dari kendaraan pribadi. Hal tersebut merupakan upaya untuk menjaga bumi secara bersama-sama,” tutup Intan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: