IdScore Dorong Budaya Menjaga Skor Kredit sebagai Gaya Hidup Finansial Baru
Kredit Foto: Uswah Hasanah
PT PEFINDO Biro Kredit (IdScore) mengajak masyarakat Indonesia menjadikan kebiasaan menjaga skor kredit sebagai bagian dari gaya hidup finansial modern.
Direktur Utama IdScore Tan Glant Saputrahadi, mengatakan bahwa kesadaran akan credit scoring penting untuk membangun reputasi keuangan dan memperluas akses pembiayaan dengan bunga yang lebih kompetitif.
“Menjaga skor kredit sama pentingnya dengan menjaga reputasi pribadi. Kalau skor kita baik, akses pembiayaan menjadi lebih mudah dan murah,” kata Tan dalam konferensi pers peluncuran sistem EAGLE di Jakarta, Senin (10/11/2025).
Tan menjelaskan, credit scoring mencerminkan perilaku keuangan seseorang dalam mengelola pinjaman dan kewajiban pembayaran. Catatan pembayaran yang tertib, penggunaan kredit yang wajar, dan riwayat pinjaman yang sehat akan menghasilkan skor kredit tinggi. Sebaliknya, keterlambatan pembayaran atau cicilan macet dapat menurunkan skor, yang akhirnya mempersulit akses terhadap produk keuangan seperti KPR, kredit kendaraan, hingga modal usaha.
Baca Juga: Permintaan Data Skor Kredit Capai 18,59 Juta pada September, OJK Soroti Peran ITSK
Menurutnya, banyak masyarakat belum memahami bahwa skor kredit bukan hanya urusan perbankan, tetapi juga cerminan kepercayaan dalam sistem ekonomi.
“Kalau seseorang punya skor kredit buruk, efeknya bisa luas. Di negara maju, skor kredit bahkan menentukan akses terhadap perumahan, transportasi, hingga kontrak kerja. Di Indonesia, arah kita akan menuju ke sana,” ujar Tan.
IdScore, lanjutnya, berkomitmen meningkatkan literasi keuangan masyarakat dengan menyediakan akses mudah untuk memantau skor kredit pribadi. Masyarakat dapat mengecek skor kredit secara gratis di kantor IdScore satu kali dalam setahun, atau melalui aplikasi digital berbayar yang terverifikasi.
“Dengan tahu posisi kreditnya, masyarakat bisa memperbaiki kalau ada data keliru atau perilaku yang berisiko. Semakin baik perilaku finansial, semakin tinggi skor kreditnya,” ucap Tan.
Baca Juga: Rendahnya Literasi Keuangan Jadi Tantangan Credit Scoring di Indonesia
Ia menekankan, budaya menjaga skor kredit perlu menjadi kesadaran kolektif. “Negara maju sudah membangun budaya finansial di mana masyarakat bangga memiliki skor kredit tinggi. Kami ingin kebiasaan itu tumbuh juga di Indonesia,” katanya.
Tan menambahkan, skor kredit yang sehat tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi nasional.
“Semakin banyak masyarakat dengan skor kredit baik, semakin efisien sistem pembiayaan nasional, dan semakin kuat kepercayaan antar pelaku ekonomi,” ujarnya menutup.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: