Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IHSG Ditutup Menguat Usai BI Tahan Suku Bunga, Saham Perbankan Bergerak Variatif

        IHSG Ditutup Menguat Usai BI Tahan Suku Bunga, Saham Perbankan Bergerak Variatif Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (19/11/2025) setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 4,75%. 

        Berdasarkan data RTI, IHSG naik 44,65 poin atau setara 0,53% ke level 8.406,57. Sebanyak 335 saham bergerak menanjak, 285 saham bergerak merosot dan 191 saham lainnya stagnan. 

        Hingga akhir perdagangan, IHSG sudah memperjualbelikan 45,38 miliar lembar saham dengan frekuensi 2.249.425 kali. Adapun nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp30,02 triliun. 

        Baca Juga: Tok! BI Tahan BI Rate di Level 4,75% di November 2025

        Saham perbankan menunjukkan kinerja beragam pada penutupan perdagangan hari ini. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menguat 1,25% ke Rp4.850, disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang naik 0,89% ke Rp8.475, serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 0,76% ke Rp4.000.

        Namun, saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) terpantau turun 0,83% ke Rp1.200 dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melemah 0,40% ke Rp2.460. Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) stagnan di level Rp4.460.

        Baca Juga: IHSG Sesi Siang Melesat 0,68% ke Level 8.419, BUMI, KLBF dan ISAT Top Gainers LQ45

        Sebagai informasi, Keputusan BI untuk menahan BI-Rate diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18–19 November 2025.

        “Bank Indonesia pada 18-19 November 2025 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 4,75%. Suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,75% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 5,50%,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual.

        Perry menjelaskan bahwa kebijakan mempertahankan suku bunga ini selaras dengan proyeksi inflasi yang masih berada dalam rentang sasaran 2,5±1% untuk 2025 dan 2026. Selain itu, stabilitas rupiah yang dinilai sesuai fundamental serta kebutuhan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi menjadi pertimbangan penting.

        “Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI-Rate guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan tetap mempertahankan inflasi sesuai sasarannya dan stabilitas nilai tukar sesuai fundamentalnya,” terang Perry.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: