Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tekno Fluida Indonesia Gelar Workshop Biodiesel B40/B50, Bahas Risiko Teknis hingga Solusi Pemeliharaan Kualitas

        Tekno Fluida Indonesia Gelar Workshop Biodiesel B40/B50, Bahas Risiko Teknis hingga Solusi Pemeliharaan Kualitas Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejalan dengan strategi ketahanan energi nasional, kebijakan transisi energi di Indonesia mengalami percepatan signifikan beberapa tahun belakangan, ditandai dengan peningkatan pemanfaatan biodiesel.

        Sejalan dengan percepatan tersebut, Kementerian ESDM secara resmi memberlakukan mandatori B40 mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini merupakan langkah strategis ganda: pertama, mengurangi ketergantungan impor solar yang fluktuatif, dan kedua, secara efektif berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca. 

        Kebijakan ini juga berfungsi untuk memantapkan biodiesel sebagai fondasi penting dari energi terbarukan Indonesia, karena bahan bakarnya berasal dari sumber daya lokal, khususnya minyak sawit.

        Namun, meskipun memiliki potensi yang menjanjikan, penggunaan biodiesel dalam skala besar menghadapi sejumlah kendala. Tipe biodiesel seperti B40 dan B50 diketahui sangat peka terhadap faktor eksternal, mulai dari perubahan suhu, metode penyimpanan, hingga jalur distribusinya.

        Baca Juga: Hadir di COP30 Brasil, Pertamina Paparkan Upaya Konservasi Biodiversitas dan 337 Program Hutan

        Kondisi geografis Indonesia yang luas membuat pengawasan kualitas menjadi lebih kompleks, sementara kesiapan infrastruktur penyimpanan dan transportasi masih terus ditingkatkan.

        Tantangan inilah yang mendorong kebutuhan edukasi teknis bagi industri agar penggunaan biodiesel tetap aman dan efisien.

        Untuk memperdalam pemahaman tersebut, PT Tekno Fluida Indonesia menyelenggarakan workshop bertajuk “Biodiesel Conditioning: Deep Dive into B40 & B50 Fuel Polishing System” pada Kamis, 27 November 2025. Kegiatan ini berlangsung dalam dua sesi, yakni di Ballroom Ibis Style Serpong BSD City dan di Kantor PT Tekno Fluida Indonesia.

        Workshop ini ditujukan bagi pelaku usaha dan pengguna biodiesel untuk memperdalam pengetahuan terkait pemanfaatan bahan bakar terbarukan.

        Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang telah menerbitkan regulasi penggunaan Biodiesel B40, serta rencana penerapan B50 pada 2026 untuk sektor industri di Indonesia.

        Acara dibuka dengan presentasi dari Dr.-Ing. Antoni Sutiono, pakar teknologi fluida dengan pengalaman lebih dari satu dekade. Ia menjelaskan perubahan kandungan dan karakteristik biodiesel, dampak teknis yang ditimbulkan, serta strategi menghadapi tantangan penggunaan B40/B50.

        Antoni menjelaskan bahwa Biodiesel B40/B50 memiliki sifat higroskopis yang mudah menyerap air dari lingkungan sekitar, rentan terhadap oksidasi dan bersifat korosif. 

        Lanjutnya, hal ini menjadi salah satu tantangan bagi para pengguna B40/B50, sebab jika kualitasnya tidak dijaga, bahan bakar ini dapat merusak komponen dan mengurangi performa mesin, serta berisiko menggugurkan garansi mesin apabila standar kebersihan bahan bakarnya tidak terpenuhi.

        “Setiap produsen mesin memiliki standar kebersihan bahan bakar yang berbeda. Karena itu, pengguna harus menjaga kualitas biodiesel sesuai syarat pabrikan mesin agar performa tetap optimal dan garansi tetap berlaku,” ujar Antoni.

        Untuk menghadapi tantangan degradasi bahan bakar biodiesel B40/B50, Antoni menekankan pentingnya penerapan program mitigasi yang komprehensif.

        Program ini mencakup tiga aspek utama, yaitu: Aspek engineering berfokus pada pemilihan material yang sesuai, desain tangki penyimpanan yang tepat, serta penerapan sistem filtrasi yang efektif.

        Sementara itu, aspek pencegahan dijalankan melalui fluid reliability program, mulai dari pemilihan bahan bakar berkualitas, metode pengisian yang benar, hingga pengujian kualitas secara rutin. 

        Upaya ini diperkuat dengan perawatan berkelanjutan seperti pemeliharaan kebersihan tangki, pengelolaan suhu, serta pengendalian partikel dan kelembapan agar kualitas bahan bakar tetap optimal. 

        Selain itu, terdapat aspek praktik penanganan yang baik yang mencakup manajemen pertumbuhan mikroorganisme, penggunaan aditif biosida, dan penerapan teknologi enzim.

        Pada sesi kedua di kantor PT Tekno Fluida Indonesia, peserta menyaksikan langsung demonstrasi fuel polishing system yang dikembangkan khusus oleh perusahaan untuk mengontrol degradasi B40/B50 yang disebabkan oleh kontaminasi partikel, air dan mikrobiologi.

        Baca Juga: Teknologi Masuk Desa, SnackVideo Hadirkan Terobosan Pertanian bagi Ratusan Warga Ngawi

        Peserta juga berkesempatan mengunjungi laboratorium internal guna melihat pemanfaatan teknologi pencitraan digital untuk menghitung partikel dan kadar air dalam biodiesel.

        Selain itu, diperkenalkan pula teknologi Industrial Internet of Things (IIoT) yang memungkinkan kendali jarak jauh dan pemantauan sistem secara real-time, hal ini menjadi salah satu komitmen perusahaan dalam mendorong inovasi teknologi di sektor energi.

        Melalui workshop ini, PT Tekno Fluida Indonesia berharap dapat memberikan pemahaman baru dan solusi komprehensif bagi para pengguna biodiesel B40/B50 di Indonesia. 

        Dengan demikian, industri diharapkan lebih siap menghadapi transisi energi berkelanjutan di masa mendatang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: