Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menargetkan pemisahan atau spin off Unit Usaha Syariah (USS) rampung pada 1 Mei 2026.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara, mengatakan persiapan spin off tengah dilakukan baik dari sisi eksternal maupun internal, mulai dari perizinan hingga strategi bisnis pasca spin off.
“Jadi, kita itu rencananya akan, rencananya mau spin-off itu di Mei 2026. Saya sih maunya tanggal 1 Mei,” kata Pandji di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Baca Juga: Dukung Transformasi Hijau, CIMB Niaga Fasilitasi ESTI Modal Kerja berbasis SLL Senilai Rp117 Miliar
Pandji mengatakan, pihaknya telah mengajukan permohonan izin prinsip ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak akhir Juli 2025. Ia berharap persetujuan terbit pada akhir Desember 2025.
“Sesudah kita mendapatkan persetujuan dari OJK, dari sisi kacamata OJK, kita masih harus mendapatkan izin usaha yang kita harapkan selesai di bulan Februari (2026),” tambahnya.
Pandji mengaku, selain perizinan OJK, pihaknya juga mengurus perizinan dari Bank Indonesia (BI), termasuk Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), hingga BI Fast yang ditargetkan rampung pada Maret 2026.
Dari sisi internal, CIMB Niaga menyiapkan sejumlah stream, mulai dari regulatory, business, change management, hingga operation. Peningkatan kapasitas sistem (system enhancement) juga dilakukan, termasuk pengujian aplikasi dan customer journey untuk memastikan kesiapan operasional setelah spin off.
Pandji menambahkan, usai spin off, pihaknya akan memperkuat pengembangan bisnis melalui berbagai kanal distribusi maupun strategic partnership.
Selain itu, pandji mengatakan akan tetap memanfaatkan infrastruktur IT dan operasional milik induk.
“Kita tuh tidak akan tuh mempergunakan, menyiapkan orang di tempatnya operations yang jumlahnya ribuan. Nggak perlu gitu loh. Karena orang di operations kita tetap bisa kok. Dan secara OJK diperbolehkan,” tuturnya.
Hingga kuartal I-2025, aset UUS CIMB Niaga mencapai Rp6 64,77 triliun. Dengan aset jumbo itu, menjadikan bank syariah terbesar kedua di Indonesia setelah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: