Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indofarma Masih Tunggu Arah Konsolidasi BUMN Farmasi

        Indofarma Masih Tunggu Arah Konsolidasi BUMN Farmasi Kredit Foto: INAF
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Indofarma Tbk (INAF) menyatakan masih menunggu keputusan pemegang kebijakan terkait rencana konsolidasi BUMN farmasi yang tengah dikaji Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, sebagai bagian dari upaya perampingan jumlah BUMN. 

        Direktur Utama Indofarma, Sahat Sihombing, mengatakan manajemen belum dapat memastikan bentuk konsolidasi yang akan dijalankan, termasuk dampaknya terhadap struktur usaha dan kepemilikan aset perseroan.

        “Pembahasan mengenai merger masih dalam proses kajian di tingkat holding. Kami menunggu keputusan yang akan ditetapkan oleh pemegang kebijakan,” ujar Sahat di Jakarta, Senin (22/12/2025).

        Baca Juga: Danantara Bakal Guyur Modal Kerja, Indofarma Ungkap Telah Setorkan Rencana Kerja

        Rencana konsolidasi tersebut merupakan bagian dari agenda Danantara untuk memangkas jumlah perusahaan BUMN dari sekitar 1.067 entitas menjadi kurang lebih 250 perusahaan. Dalam konteks BUMN farmasi, kebijakan ini berpotensi mengubah peta kepemilikan aset, arah sinergi operasional, hingga struktur bisnis masing-masing entitas.

        Sahat mengakui bahwa keputusan merger akan menjadi penentu arah strategis Indofarma ke depan. Konsolidasi dinilai tidak hanya berdampak pada aspek kepemilikan dan operasional, tetapi juga terhadap upaya pemulihan kinerja dan keberlanjutan usaha perseroan.

        Di tengah ketidakpastian arah konsolidasi tersebut, Indofarma tetap menjalankan langkah pembenahan internal. Perseroan fokus pada efisiensi biaya, transformasi organisasi, serta penyesuaian operasional guna menjaga stabilitas bisnis sembari menunggu kepastian kebijakan.

        Manajemen menilai kejelasan keputusan konsolidasi BUMN farmasi menjadi faktor penting untuk mempercepat proses pemulihan dan memberikan kepastian arah restrukturisasi jangka menengah. Namun demikian, Indofarma menegaskan akan mengikuti seluruh kebijakan yang ditetapkan oleh holding dan pemerintah.

        “Hingga saat ini, fokus kami tetap menjaga stabilitas operasional sambil menunggu kepastian arah restrukturisasi dan konsolidasi BUMN farmasi,” kata Sahat.

        Baca Juga: Pendapatan Ditargetkan Naik 112%, INAF Pakai Strategi Ini

        Dari sisi kinerja, laporan keuangan kuartal III-2025 menunjukkan adanya perbaikan meski perseroan masih mencatatkan kerugian. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp127,09 miliar, turun 23,66% dibandingkan Rp166,48 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

        Penurunan kerugian tersebut terutama didorong oleh turunnya beban penjualan secara signifikan dari Rp41,93 miliar menjadi Rp6,92 miliar. Sejalan dengan itu, rugi usaha menyusut menjadi Rp116,25 miliar dari Rp129,65 miliar pada September 2024. Beban keuangan juga turun tajam dari Rp37,50 miliar menjadi Rp2,24 miliar, sehingga rugi sebelum pajak tercatat Rp118,49 miliar, lebih rendah dibandingkan Rp167,15 miliar tahun lalu.

        Namun, dari sisi pendapatan, penjualan bersih INAF masih mengalami kontraksi 2,99% secara tahunan menjadi Rp133,73 miliar, terutama akibat penurunan penjualan domestik sebesar 8,86% menjadi Rp117,50 miliar. Hingga September 2025, total aset perseroan tercatat Rp581,55 miliar, sementara liabilitas turun menjadi Rp1,47 triliun dan ekuitas negatif menyusut menjadi Rp890,93 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: