WE Online, Jakarta - Pemimpin organisasi penelitian nonprofit Gobal Aging Institute (GAI) Richard Jackson menyarankan industri jasa keuangan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya simpanan pensiun dan mendorong mereka memiliki simpanan untuk masa lansia.
"Lebih banyak edukasi pentingnya simpanan untuk masa pensiun diperlukan jika menabung diharapkan mengambil peran yang semakin besar dalam melindungi mereka di masa pensiun," kata dia di Jakarta, Rabu (2/9/2015).
Ia mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan organisasi yang dipimpinnya, sebagian besar masyarakat Indonesia mengkhawatirkan keamanan dana saat pensiun sehingga industri jasa keuangan sebaiknya membantu mereka yang masih bekerja merealisasikan keinginannya memiliki tabungan pensiun untuk masa tua yang aman.
Industri jasa keuangan, ujar dia, dapat merancang dan memasarkan produk dan jasa keuangan untuk para pekerja yang ingin bertanggung jawab atas masa pensiun mereka sendiri.
"Seiring naiknya tingkat pendapatan dan pencapaian pendidikan, pangsa angkatan kerja yang mencari dan menerima saran serta produk keuangan yang lebih kompleks akan tumbuh," tutur Richard.
Selanjutnya, ia menyarankan industri jasa keuangan memenuhi permintaan masyarakat atas produk keuangan yang mengubah tabungan keluarga dan pesangon pensiun menjadi aliran pendapatan di masa pensiun, misalnya dengan produk anuitas.
Sementara itu, Presiden Direktur Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar mengatakan percepatan pertumbuhan jumlah penduduk berusia lanjut di Asia adalah tren yang tidak dapat diubah dan memberikan berbagai tantangan bagi masyarakat.
"Menutup kesenjangan yang berkembang dalam perlindungan lansia membutuhkan solusi dari sektor pemerintah dan swasta," kata dia.
Menurut dia, sektor asuransi dan manajemen aset bisa menjalankan peran yang penting dalam mengurangi tekanan pada anggaran pemerintah ketika masyarakat memasuki masa pensiun.
Selain itu, ia berpendapat sektor tersebut dapat membantu individu dan keluarga terkait perencanaan keuangan jangka panjang, termasuk simpanan pensiun.
Berdasarkan survei yang dilakukan GAI, sebanyak 60 persen penerima dana pensiun dari negara di Indonesia berpendapat substitusi yang memadai untuk tunjangan keluarga belum tersedia, sedangkan 45 persen pekerja yang mengharapkan dana pensiun dari negara juga berpikir demikian. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: