WE Online, Jakarta - Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra menyatakan bersedia diangkat sebagai penasihat hukum bagi pemilik kapal Thailand yang ditangkap karena dugaan pencurian ikan di perairan Indonesia, karena ingin menyelesaikan persoalan ini dengan bijak.
"Sejak diminta jadi penasihat hukum, saya telah berbicara dengan pihak pemerintah Thailand dan Indonesia," kata Yusril setelah mengikuti acara Syukuran 60 tahun dan peluncuran Enskilopedia Pemikiran Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Sabtu (6/2/2016).
Menurut Yusril, dirinya ingin agar kasus hukum tersebut jangan sampai menyulitkan, baik posisi pemerintah Republik Indonesia maupun Thailand yang merupakan negara tetangga.
Namun, dirinya menyesalkan adanya serangan seperti dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang mempertanyakan mengapa dirinya bersedia diangkat menjadi penasihat hukum oleh pihak Thailand.
Padahal, Yusril hanya ingin mencari solusi yang terbaik dan dia merasa heran mengapa lalu ada pihak yang mempertanyakan di mana rasa nasionalismenya.
Yusril mengatakan, apakah kapal Thailand dan ABK-nya yang sedang ditangkap aparat Indonesia itu mencuri ikan atau tidak silakan di bawa ke pengadilan.
Namun, lanjutnya, sejak kapal Thailand ditahan pada 3 Agustus 2015, berkasnya masih belum dibawa ke pengadilan dan hingga hari ini kapalnya ditahan serta kondisi mesin pendingin untuk menjaga kualitas ikan tangkapan hampir rusak, serta nasib ABK Thailand yang terkatung-katung.
"Kapan diserahkan ke pengadilan, kalau lama-lama bisa menjadi masalah antara Thailand dan Indonesia," ucapnya.
Dia juga mengingatkan bahwa bila kapal dari negara lain dizalimi di Indonesia, maka bisa saja kapal dari Indonesia juga dizalimi di negara lain.
"Saya ingin menyelesaikan masalah ini secara adil dan bijak," kata Yusril yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan kepada seluruh elemen bangsa dan masyarakat untuk menjaga kekayaan sumber daya laut Indonesia dari tangan para pencuri ikan, terutama dari pihak asing.
"Jaga laut kita dari pencuri supaya ikan, udang, cumi, dan lain-lain tetap ada untuk kita, anak cucu kita," tutur Susi Pudjiastuti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Menurut Susi, menjaga kekayaan kawasan perairan Indonesia dari tangan pencuri ikan adalah salah satu pekerjaan rumah pertama yang harus dilakukan negara ini dalam rangka membenahi sektor kelautan dan perikanan ke depannya.
Menteri Kelautan dan Perikanan mengingatkan bahwa telah terdapat ribuan kapal asing yang memakai solar dari Indonesia untuk mencuri ikan di laut Indonesia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman