Spirit Airlines, maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Amerika Serikat, resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk bangkit dari keterpurukan yang diakibatkan pandemi.
Melansir dari CBS News, maskapai yang berbasis di Miramar, Florida, itu mengalami kerugian lebih dari $2,5 miliar sejak awal 2020 dan menghadapi utang lebih dari $1 miliar yang harus dibayar tahun depan.
Beban utang tersebut menjadi tantangan besar yang tidak dapat diatasi tanpa langkah restrukturisasi. Meski demikian, Spirit memastikan bahwa operasional, termasuk layanan pelanggan, akan berjalan seperti biasa selama proses kebangkrutan.
Baca Juga: Gegara Surat Salah Alamat, Golden Plantation (GOLL) Baru Tahu Anak Usahanya Alami Pailit
"Obrolan di pasar tentang Spirit memang penting, tetapi kami tidak terganggu. Kami fokus pada pembiayaan kembali utang kami, meningkatkan posisi likuiditas kami secara keseluruhan, meluncurkan produk baru kami yang telah dirancang ulang ke pasar, dan mengembangkan program loyalitas kami," ujar CEO Ted Christie.
Meskipun perjalanan udara kembali meningkat setelah pandemi, Spirit gagal memanfaatkan momentum tersebut. Dalam enam bulan pertama tahun ini, jumlah penumpang Spirit meningkat 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi pendapatan per mil dari tarif turun hingga 20%.
Beberapa alasan utama kegagalan Spirit antara lain karena adanya kenaikan biaya operasional terutama pada sektor tenaga kerja. Kemudian, faktor kalah saing. Maskapai besar lainnya menawarkan tiket standar dengan fasilitas lebih baik, yang akhirnya menarik sebagian pelanggan Spirit.
Selain itu, tarif perjalanan wisata domestik yang menjadi pasar utama Spirit, mengalami penurunan akibat kelebihan kapasitas penerbangan baru. Ditambah lagi, masalah teknis pada mesin Pratt & Whitney memaksa Spirit menghentikan puluhan jet Airbusnya.
Baca Juga: 58 Tahun Berdiri, Ternyata Ini Penyebab Sritex Alami Pailit hingga Terancam Bangkrut
Menghadapi kondisi ini, Spirit mengubah pendekatannya dengan menawarkan tiket paket yang mencakup layanan tambahan seperti kursi lebih besar, prioritas naik pesawat, tas gratis, internet, hingga makanan ringan dan minuman. Strategi ini menjadi pergeseran signifikan dari model lama mereka yang hanya menawarkan tiket murah dengan biaya tambahan untuk fasilitas lainnya.
Meskipun saham Spirit telah anjlok 97% sejak 2018 dan turun 25% pada Jumat lalu setelah laporan kebangkrutan mereka terungkap, maskapai ini optimistis dapat keluar dari krisis. Spirit Airlines pun berusaha membangun kembali bisnisnya, sembari memperbaiki likuiditas dan menciptakan strategi yang relevan di industri penerbangan yang terus berubah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Advertisement