PT Adaro Energy Tbk mengaku tetap berhati-hati dalam mengembangkan bisnisnya meski harga batu bara dunia mulai bergerak naik ke kisaran 60 dolar AS per ton.
"Sekarang ada di kisaran 60 dolar AS per ton. Harga batu bara sudah ke titik terendah dan sekarang mulai 'rebound'. Namun, diharapkan 'rebound'-nya tidak terlalu kuat," ujar Direktur Keuangan Adaro Energy Tbk David Tendean di Jakarta, Selasa (2/8/2016).
Menurut dia, jika harga batubara melonjak signifikan, maka berpotensi terjadi kelebihan pasokan (over supply) yang dapat mendorong harga kembali fluktuatif.
"Harga pada level 60 dolar AS per ton sekarang sudah tepat. Kami juga bisa produksi secara stabil. Target produksi kami 52-54 juta ton tahun ini," katanya.
Ia mengatakan bahwa dari produk yang dihasilkan perseroan, telah terjadi kenaikan harga mencapai 20 persen sejak awal tahun sampai saat ini. Bagi Adaro, stabilnya harga batubara seperti saat ini membawa keuntungan, dengan begitu dapat juga fokus meningkatkan bisnis di luar produksi batubara terutama pembangkit listrik.
Saat ini, kontribusi laba bersih terhadap batubara sudah mencapai 50 persen dan sisanya dari bisnis lainnya yaitu logistic dan pembangkit listrik. Ke depan, Adaro menargetkan kontribusi batubara hanya sepertiga terhadap laba bersih. Sepertiga lainnya dari pembangkit listrik, dan sepertiganya sisanya dari logistik.
"Tambang batu bara akan mendukung kebutuhan di 'powerplant' dan logistik akan mendukung operasional tambang. Jadi ketiganya saling berkaitan," kata David Tendean. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement