Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengganti Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim dengan Abraham Mose yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Len Industri (Persero).
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, mengatakan Silmy yang dinilai berprestasi akan memimpin BUMN lain.
“Kami berterima kasih kepada kontribusi dan leadership Bapak Silmy Karim dalam memimpin Pindad. Dengan prestasi yang sudah ditanamkan di Pindad, Kementerian BUMN justru menyiapkan Pak Silmy untuk jabatan baru di perusahaan BUMN lain” ujar Harry di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui tidak kurang dari 1 tahun dan 7 bulan Silmy memimpin Pindad. Profesional yang menggeluti seluk beluk industri pertahanan di tanah air ini menerima tongkat estafet kepemimpinan setelah Pindad ditinggalkan Dirut sebelumnya Sudirman Said.
Di era kepemimpinan Silmy, manajemen melakukan proses transformasi korporasi. Di antaranya meneguhkan corporate values Pindad Jujur, Belajar, Unggul dan Selamat (JBUS) yang mendasari cara tindak dan berpikir seluruh awak Pindad dalam menjalankan tugasnya di salah satu BUMN Industri Strategis tersebut. Silmy juga meneguhkan prinsip kepada seluruh jajaran manajemen dan karyawan untuk menghindari praktek korupsi agar implementasi JBUS benar-benar terlaksana dengan baik.
Pembenahan yang dilakukan juga mencakup proses rekruitmen tidak kurang dari total 456 pegawai baru saat banyak perusahaan lain melakukan aksi pemotongan hubungan kerja. Jajaran direksi juga melakukan terobosan dengan mengukuhkan kebijakan untuk sentralisasi pengadaan dengan melakukan pengoperasian Integrated Supply Chain (ISC) dan Teknologi Informasi.
Manajemen Pindad juga melakukan serangkaian perubahan struktur dan organisasi. Pendekatannya lebih menekankan pada functionalities (kegunaan) dari masing-masing Direktorat terhadap multiple stakeholders seperti Kementerian Pertahanan, TNI di setiap matra dan Markas Besar TNI hingga Kepolisian dan lembaga pemerintah yang mengoperasik an alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
Di luar urusan produksi, Pindad juga sejak satu tahun terakhir gencar memperkenalkan Layanan Purna Jual sebagai divisi baru di perusahaan yang menangani keluhan dan secara pro aktif melakukan asistensi teknis hingga perbaikan untuk meningkatkan kesiapan alutsista di satuan
Hasil dari serangkaian perubahan di atas menunjukkan capaian yang signifikan. Pindad misalnya mencatat pertumbuhan perolehan kontrak di era manajemen baru mencapai 79% di tahun 2015 dibandingkan periode sebelumnya. Catatan penjualan pun menunjukkan kenaikan hingga 36% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
Tidak sekadar pertumbuhan kontrak dan tingkat penjualan. Manajemen Pindad juga aktif melakukan proses peremajaan mesin dan perbaikan proses produksi. Hasilnya di antaranya mencakup terjadinya kenaikan total produksi munisi kaliber kecil hingga 27%, munisi kaliber besar di atas 80%, kendaraan tempur 36% dan lonjakan tinggi dicatatkan oleh divisi senjata yang mencapai 133% dibandingkan tahun sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement