Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong realisasi penyediaan bank tanah yang dikuasai pemerintah dengan tujuan mengatasi gejolak harga tanah yang berpengaruh pada pembangunan rumah murah.
"Harga tanah seperti kita tahu kenaikannya cukup signifikan, padahal harga itu memberikan kontribusi 40-50 persen dari harga pokok produksi perumahan," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (REI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Nur Andi Wijayanto di Yogyakarta, Kamis (8/9/2016).
Menurut dia, penyediaan bank tanah (land banking) juga sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2011 mengenai kewajiban penyediaan lahan.
Apalagi dengan penyediaan bank tanah itu, menurut dia, akan mampu menekan ongkos produksi meski harga tanah sedang bergejolak. Dengan demikian, produsen atau para pengembang juga menjadi lebih efisien dalam mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.
Seperti diketahui, jumlah keseluruhan unit rumah dalam program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah tersebut adalah 603.516 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 396.484 unit rumah lainnya untuk non-MBR.
Selain itu, Andi juga berharap pemerintah dapat memberikan insentif fiskal berupa pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Pendapatan (PPh) sebesar 1 persen dalam pembangunan perumahan dan permukiman.
Andi mengatakan hingga Kuartal II 2016 penjualan perumahan oleh para pengembang anggota REI DIY baru mencapai 500 unit dari target 2.200 unit selama 2016. Target itu tumbuh 10 persen dari 2015 yang sebelumnya mencapai 1.950 unit.
Menurut dia, selain disebabkan daya beli masyarakat yang masih rendah, gejolak kenaikan harga tanah di DIY yang cukup signifikan juga memiliki andil melambatnya bisnis perumahan di daerah itu.
Dengan pelambatan itu, akibatnya para pengembang di DIY masih menunda kenaikan harga jual rumah. Untuk tahun 2016 rata-rata pengusaha properti anggota REI DIY sebagian masih akan memasang harga mulai Rp300 juta per unit dan sebagian lainnya mulai Rp500 juta per unit.
Meski demikian, ia optimistis 2.200 unit rumah yang ditargetkan terbangun tahun ini seluruhnya terjual dengan membidik konsumen properti yang bekerja di sektor minyak dan gas (migas) yang jumlahnya cukup banyak di DIY.
"Mereka adalah salah satu segmen properti yang menyumbang pembelian cukup dominan atas produk-produk properti di DIY," kata Andi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement