Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur Maluku Buka Pesta Teluk Ambon 2016

Warta Ekonomi, Ambon -

Kegiatan Pesta Teluk Ambon 2016 secara resmi dibuka di lapangan Polda Maluku, Tantui, Ambon, Kamis (8/9/2016). Acara Pesta Teluk bertema Alam Beta Indah tersebut berlangsung pada tanggal 8-10 September 2016. Kegiatan Pesta Teluk tersebut dihadiri antara lain Pangdam Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, Kapolda Maluku Brigjen Pol Ilham Salahuddin, dan Ketua Dewan Penasehat PWI Tarman Azam.

Pada acara pembukaan tersebut Gubernur Malaku Said Assagaff mengatakan pihaknya mengajak masyarakat Maluku untuk selalu bersyukur atas kekayaan alam dan budaya Maluku yang sangat eksotik. Ia mengatakan Pesta Teluk Ambon telah menjadi agenda pariwisata tahunan Pemprov Maluku dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) yang ditetapkan oleh World Tourism Organization dan diperingati setiap tanggal 27 September.

"Biasanya, Pesta Teluk Ambon dilaksanakan setelah peringatan Hari Pariwisata Dunia, yaitu pada tanggal 28 sampai dengan 30 September. Akan tetapi, tahun ini pelaksanaannya dimajukan dalam rangka menyemarakan HUT GPM ke-81 pada 6 September, HUT ke-441 Kota Ambon pada 7 September, sekaligus launching Hari Pers Nasional (HPN) 2017," katanya sebagaimana dilaporkan wartawan Warta Ekonomi Muhamad Ihsan di Ambon, Kamis (8/9/2016).

Said Assagaff menyampaikan Pesta Teluk Ambon dipusatkan di pinggir Teluk Ambon dengan pemandangan yang sangat indah. Nun Jauh di seberang teluk itu, imbuhnya, terdapat bukit-bukit menghijau dan di sebelah kanan membentang panjang Jembatan Merah Putih yang tahun ini baru diresmikan. Di Teluk Ambon sendiri lalu lalang kapal-kapal, termasuk perahu-perahu masyarakat yang akan mengikuti lomba.

"Eksotisme bahari Indonesia timur memang tak habis dijelajah. Birunya laut dan putihnya pasir pantai seakan menjadi magnet tersendiri untuk mengundang Anda kembali menikmati panorama bumi Tanah Air Beta," ujarnya.

Menurutnya, acara ini dimaksudkan untuk menarik minat pelancong berkunjung baik domestik maupun internasional di samping menumbuhkan investasi dan perluasan bisnis pariwisata. Pesta Teluk Ambon juga dipercaya mampu mempererat tali persaudaraan dan nasionalisme baik bagi warga Maluku sendiri dan seluruh rakyat Indonesia.

Nama pesta Teluk Ambon, kata Gubernur Maluku, mencerminkan dua hal yang sangat khas untuk Maluku. Pertama. Teluk Ambon memiliki keindahan yang sangat menakjubkan sekaligus menjadi pusat transportasi dan perdagangan provinsi Maluku yang dikenal sejak zaman kolonial hingga dewasa ini.

"Di Teluk Ambon yang indah ini, kita selalu menyaksikan pelbagai perahu dan kapal yang datang dan pergi sebagai pertanda bahwa teluk ini adalah urat nadi kehidupan kita. Apalagi di Teluk Ambon kini terpancang Jembatan Merah Putih yang menghubungkan Jazirah Leitimur dan Jazirah Leihitu sebagai ikon teluk baik untuk mempermudah akses transportasi maupun menambah keindahan teluk ini," paparnya.

Ia menambahkan Teluk Ambon ini memiliki nilai historis serta sosial kultural yang sangat kaya. Jika diperhatikan secara baik, terangnya, teluk ini berada di tengah antara wilayah adat Leihitu dan Leitimur yang dapat dimaknai sebagai penghubung atau pertalian antara masyarakat Leihitu dan Leitimur sekaligus menjadi sumber kehidupan untuk semua orang basudara di daerah ini.

"Pada aspek yang lain, keberadaan teluk Ambon sebagai pusat transportasi dan dagang telah menjadi media perjumpaan dan akulturasi pelbagai budaya. Baik antara masyarakat indigeneous people (masyarakat asli) dengan pendatang maupun masyarakat pendatang dengan masyarakat pendatang sehingga Maluku secara umum dan Ambon secara khusus sejak awal pembentukannya sudah menjadi kota yang kosmopolitan karena lahir dari Dadomi dan Tali Pusa Multikultural," jelasnya.

Disampaikan, sejak menjadi pusat rempah-rempah yaitu cengkeh dan pala, Maluku, khususnya Ambon menjadi tempat perjumpaan pelbagai saudagar, baik dari nusantara, maupun dari mancanegara, terutama Arab, China, Persia, Gujarat, India, dan Eropa. Semuanya datang ke negeri datuk-datuk ini melalui jalur sutera (silk road) dan jalur rempah (spice route). Maka tak mengherankan sejak awal, Maluku, khususnya kota Ambon selain menjadi Baeleo untuk masyarakat Siwalima, tetapi juga menjadi Baeleo Nusantara untuk pelbagai suku bangsa di nusantara, serta Baeleo dunia untuk pelbagai bangsa yang datang dari belahan bumi ini," ujarnya.

Ia menerangkan fakta Maluku, khususnya Ambon telah menjadi Baeleo bersama Orang Basudara itu dapat dilihat dari beragam fam atau marga di daerah ini, misalnya, dari Sulawesi Selatan menggunakan fam Bugis atau Makassar, dari Sulawesi Tenggara menggunakan inisial La atau Wa, dari Sumatera, pake fam Padang, Palembang.

Dari Arab ada yang pakai fam Assagaf, Al-Idrus, Basalamah, Attamimi, dll. Dari Belanda ada yang pakai fam Van Afflen, Van Room, De Kock, Ramschie, Payer, dll. Dari Portugis ada yang pakai fam Da Costa, De Fretes, De Lima, Fareire, dll. Dari China ada yang pakai fam, Lie, Khouw, dll. Kemudian, juga bisa ditemukan beragam agama di sini, ada Salam (Islam), ada Sarane (Protestan dan Katolik), ada Hindu, ada Budha, dengan agama-agama suku, yang dianut katong pung basudara daru suku Naulu dan Hualu.

"Hal yang menarik, dari hasil akulturasi itu muncul pelbagai seni budaya yang sangat kaya dengan nilai-nilai multikultural. Misalnya akulturasi budaya lokal dengan Islam atau Arab, seperi Abda’u di Tulehu, Pukul Sapu di Mamala-Morela, Tarian Sawat. Akulturasi budaya lokal dengan Arab dan Melayu seperti tarian Dana-Dana. Serta akulturasi budaya lokal dengan Barat, seperti Tari Katreji, musik Hawaian, tarian Oralapei, Dansa Ola-Ola, dan tarian Cakaiba," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Maluku sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara Rosmin Tutupoho mengatakan bahwa hingga tahun 2016 ini pesta teluk telah berlangsung sebanyak 11 kali.

"Acara ini terselenggara berkat kerja sama Pemprov Maluku dengan Kementerian Pariwisata. Sejumlah acara yang ditampilkan antara lain Arumbae Manggurebe yang diikuti peserta dari negeri-negeri adat yang ada di Maluku, lomba perahu semang, lomba memancing tradisional, dan lomba foto pariwisata, serta lomba bintang pelajar," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: