Direktur Strategi Indo Survey & Strategy Karyono Wibowo mengatakan calon yang masih menjabat sebagai kepala daerah dengan tingkat kepuasan yang tinggi belum tentu memenangi pemilihan kepala daerah.
"Memang ada kecenderungan kuat antara tingkat kepuasan dan tingkat diinginkan kembali terhadap calon yang sedang menjabat dengan tingkat keterpilihan. Namun, tidak selalu linier," kata Karyono dihubungi di Jakarta, Rabu (28/9/206).
Karyono mengatakan, ada banyak faktor lain yang menentukan kemenangan dalam pemilihan kepala daerah atau pemilihan lainnya. Pertarungan politik adalah kompetisi yang sangat dinamis sehingga perhitungan politik bukan seperti matematika dan statistik yang menggunakan rumus baku.
Situasi politik dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dinamika pergerakan politik yang terjadi. Misalnya sentimen isu, mesin politik yang bekerja dan sejumlah variabel lain yang memengaruhi tingkat keterpilihan calon.
"Itu yang menyebabkan seolah-olah terjadi anomali antara hasil survei dengan fakta. Perubahan yang terjadi bisa disebabkan karena faktor sentimen isu dan instrumen politik yang bekerja dan mampu mengubah situasi pemilih," tuturnya.
Karyono mencontohkan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Bila pemilihan dilakukan saat ini, yang memiliki peluang terbesar adalah pasangan calon yang saat ini masih menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Dari hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga, pasangan yang masih menjabat itu memiliki kinerja yang cukup memuaskan, berkisar 65 persen hingga 70 persen, sejalan dengan tingkat kepuasan publik sebesar 58 persen menginginkan pasangan itu kembali memimpin Jakarta.
"Namun, seperti saya katakan, studi kasus di beberapa daerah, hal itu tidak selalu linier. Belum tentu pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, Ahok-Djarot akan menang," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement