Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Kepemilikan saham investor lokal di pasar modal dalam negeri masih tetap minim dibandingkan asing atau hanya 35,6 persen.
"Kepemilikan asing masih menguasai saham di pasar modal Indonesia. Untuk itu Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan sosialisasi agar investor lokal lebih agresif," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI Medan M Pintor Nasution di Medan, Kamis (17/11/2016).
Dia mengatakan itu pada Workshop Wartawan "Market Update 2016".
Investor asing, kata dia, bahkan semakin gencar masuk ke pasar modal Indonesia menyusul membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia.
Pintor menjelaskan, volatilitas yang terjadi di Pasar Modal Indonesia dalam beberapa hari terakhir lebih disebabkan oleh sentimen eksternal.
"Kondisi itu tidak mencerminkan fundamental Pasar Modal Indonesia yang sesungguhnya sehingga asing tetap tertarik," katanya.
Pintor menyebutkan, dalam kondisi perekonomian dunia yang tengah dalam ketidakpastian, perusahaan yang tercatat di BEI masih mampu mencatatkan kenaikan kinerja yang tercermin di laporan keuangan kuartal kedua 2016.
Berdasarkan data laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan tercatat melalui IDXNet, dari total 511 emiten yang sudah menyampaikan laporan keuangan kuartal kedua 2016 dan kuartal kedua 2015, sebanyak 379 emiten berhasil membukukan laba bersih.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan 5,57 persen dibandingkan di kuartal kedua 2015 yang masih 359 emiten.
Jumlah emiten yang mencatatkan rugi bersih di pertengahan tahun 2016 juga berkurang 11,49 persen menjadi hanya 131 emiten dari 148 emiten di pertengahan tahun lalu.
Peningkatan signifikan juga diperoleh dari nilai laba dan rugi bersih yang dicatatkan oleh 511 emiten di kuartal kedua 2016 yang mencapai Rp213,67 triliun atau meningkat 82,39 persen dibandingkan Rp117,15 triliun di kuartal kedua tahun 2015.
Adapun emiten sektor keuangan dan bank merupakan emiten penyumbang laba bersih terbesar dengan persentase 146,26 persen.
Disusul oleh industri dasar dan kimia 132,31 persen, infrastruktur, utilitas, dan transportasi 59,18 persen, perdagangan, jasa, dan investasi 52,13 persen, serta barang konsumsi 18,57 persen.
Performa positif dari perusahaan rercatat di BEI merupakan cerminan dari perekonomian Indonesia yang masih prospektif di tengah ketidakpastian perekonomian dunia.
"BEI berharap, investor lokal memanfaatkan momentum itu sehingga keuntungan tidak hanya didapat orang/investor asing," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement