Sekitar 1,3 Juta Warga Korsel Kembali Demo Tuntut Presiden Mundur
Ratusan ribu orang turun ke jalan di Seoul, ibu kota Korea Selatan, untuk menuntut Presiden Park Geun-hye mundur karena tersangkut skandal korupsi. Aksi tersebut diperkirakan menjadi demonstrasi terbesar yang pernah digelar di Korea Selatan dalam satu abad terakhir.
Presiden Park dituduh membiarkan Choi Soon-sil, yang tidak memegang jabatan resmi di pemerintahan, memanipulasi kekuatan dari balik layar dengan mencampuri urusan politik negara dan memanfaatkan persahabatannya dengan Park untuk meminta sumbangan dana dari sejumlah konglomerat untuk yayasan yang ia kendalikan.
Presiden Park telah dua kali meminta maaf di televisi nasional, namun ia tidak menanggapi seruan banyak pihak yang memintanya untuk mengundurkan diri. Kelompok penyelenggara demonstrasi mengklaim, meski cuaca dingin dan bersalju, massa yang berkumpul di ibukota Seoul pada Sabtu malam mencapai setidaknya 1,3 juta orang.
Mereka mengharapkan setengah juta demonstran untuk melangsungkan aksi protes ke daerah lain. Sekitar 25.000 petugas kepolisian dikerahkan di ibukota, kata media lokal. Protes yang dimulai sejak lima pekan lalu, merupakan protes terbesar di Korea Selatan sejak demonstrasi prodemokrasi tahun 1980-an.
Mereka yang hadir pada hari Sabtu adalah masyarakat Korea Selatan yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda, mulai dari petani, biksu dan mahasiswa, semuanya terlibat.
"Saya sedang menonton berita dan berpikir ini tidak bisa berlanjut. Semua orang benar-benar menginginkan dia mundur, namun ia menolak," salah satu demonstran, Kwak Bo-youn, seperti dilansir dari laman BBC di Jakarta, Minggu (27/11/2016).
"Ini adalah aksi protes kedua kalinya bagi saya, tapi pertama kali untuk suami saya dan anak-anak."
Panitia unjuk rasa berencana akan membentuk rantai manusia di sekitar Blue House dengan mengajak orang bergandengan. Sebelumnnya, sekitar 1.000 petani, beserta traktor mereka, juga berencana ikut unjuk rasa. Namun konvoi petani yang akan berunjuk rasa dengan traktor tersebut telah dicegah. Jalan-jalan dipenuhi dengan orang-orang yang menyanyikan lagu bahwa Presiden Park Geun-hye harus mundur.
Terlepas dari tuduhan korupsi, ia telah menjadi fokus dari ketidakpuasan atas ekonomi. Petani, menumpahkan karung beras di jalan sebagai protes terhadap harga beras yang rendah. Pengadilan telah mengizinkan para demonstran menggelar aksi protesnya hingga 200 meter dari istana presiden dan berhenti sebelum malam tiba. Puluhan ribu polisi dikerahkan, dengan persenjataan lengkap anti huru-hara.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku, presiden memiliki kekebalan hukum dan tidak bisa dikenai dakwaan selama masih menjabat. Dan Meskipun dituntut mundur, Presiden Park tetap tak mau melepaskan jabatannya yang tersisa 15 bulan lagi. Namun kini jaksa telah menemukan fakta bahwa Park ikut berperan dalam skandal tersebut dan ia mungkin bisa diberhentikan karena melanggar hukum.
Berdasarkan bukti yang kita kumpulkan sejauh ini, Tim Penyelidik Penuntutan Khusus juga telah menjatuhkan dakwaan kepada mantan sekretaris senior Presiden Park Ahn Jong-beom, dan ajudan presiden Jeong Ho-seong atas penyalahgunaan wewenang.
Jika Park tak segera mengundurkan diri, diungkapkan bahwa warga Korsel akan mengambil tindakan lebih lanjut. Dikatakan, mahasiswa akan membolos, dan Konfederasi Buruh Korea Selatan akan mengambil bagian dalam serangan parsial pada 30 November mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement