Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong generasi muda dapat memperbanyak konsumsi ikan antara lain dengan menggelar lomba inovasi menu makanan dengan menghadirkan generasi muda sebagai pesertanya.
"Dipilihnya generasi muda sebagai peserta lomba didasari oleh pertimbangan bahwa para generasi muda merupakan masa depan bangsa yang memiliki posisi strategis dalam lingkungan sosial masyarakat sekaligus sebagai penerus budaya," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk dan Kelautan KKP Nilanto Perbowo di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Acara lomba inovasi menu masakan berbahan baku ikan tingkat nasional ke-2 tahun 2016 di area parkir Gedung Mina Bahari III, Kantor KKP Jakarta.
Kegiatan itu sekaligus sebagai rangkaian peringatan Hari Ikan Nasional ke-3 tahun 2016 diikuti oleh para generasi muda atau berusia maksimal 25 tahun yang merupakan Juara I tingkat Provinsi.
Lomba itu diikuti 60 Peserta dari 30 provinsi untuk menujukan keterampilan dan inovasi cipta menu masakan berbahan baku ikan kategori menu pembuka dan menu utama.
Melalui program itu, ujar Nilanto, generasi muda diharapkan dapat melakukan penyebarluasan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi ikan dan secara keseluruhan mendorong terjadinya transformasi budaya masyarakat menjadi gemar mengkonsumsi ikan secara masif.
Sementara itu, Dirjen Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto menginginkan sumber protein bagi warga dapat diperbanyak dengan meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat.
"Tantangan pembangunan lain adalah saat ini terdapat lebih dari 800 juta orang mengalami gizi buruk atau malnutrisi, yang memerlukan sumber protein yang murah namun bergizi tinggi. Dan, hal ini bisa kita temukan pada ikan," kata Slamet Soebjakto.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR Mahyudin mendorong kebijakan konsumsi ikan yang dinilai perlu lebih digalakkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) guna menekan tingkat ketergantungan terhadap daging sapi.
"Harga daging sapi pada Idul Adha lalu sempat mencapai Rp150.000/kg, padahal harga daging tongkol hanya Rp20.000/kg. Namun kita tetap memilih daging sapi, karena terlanjur bergantung pada daging sapi," kata Mahyudin.
Mahyudin mengingatkan selama ini untuk memenuhi kebutuhan terhadap daging sapi, negara terpaksa mengeluarkan devisa yang tidak sedikit, dan masyarakat juga terpaksa membayar dengan harga mahal agar bisa mengkonsumsi sapi.
Mestinya, kata Mahyudin, pemerintah lebih gencar mengkampanyekan makan ikan karena selain potensi ikan Indonesia sangat besar, harga daging ikan juga relatif murah dan terjangkau seluruh masyarakat.
"Sehingga masyarakat bisa membelinya, dan pemerintah tidak perlu mengeluarkan devisa untuk mendatangkan daging," ujarnya.
Wakil Ketua MPR juga berpendapat, potensi daging sapi di Indonesia tidak terlalu besar atau sangat jauh dibanding potensi yang dimiliki Indonesia di bidang perikanan. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement