Warta Ekonomi, Jakarta -
Perkembangan pasar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) perlu diperhitungkan. Jelas usaha yang dirintis mulai dari level paling rendah berperan penting dalam upaya pertumbuhan ekonomian Indonesia serta memberikan sumbangsih yang luarbiasa dalam penganggulangan kemiskinan.
Di Indonesia sendiri, keberadaan UMKM memberikan warna tersendiri bagai masyarakat dalam memberikan peluang bagi para pengangguran dan tentunya juga bagi pemerintah dalam upaya menjalankan tanggungjawab mengentaskan kemiskinan.
Direktur Utama?PT Permodalan Nasional Madani (Persero)?Parman Nataatmadja memaparkan,?Keadaan ini menjadi problem yang sangat menyiksa dalam tubuh UMKM. Jika dibandingkan dengan perusahaan besar lainnya yang menggunakan teknologi canggih, tentunya UMKM akan sulit untuk bersaing di zaman teknologi seperti sekarang ini. Tidak dapat disangkal, suatu produksi yang bagus jika tidak diimbangi dengan sistem informasi serta promosi yang gencar tentu akan memperkecil peluang untuk menghasilkan keuntungan yang besar. Sebaliknya, suatu produk yang walaupun kualitasnya tidak terlalu tinggi namun sistem informasinya dan promosi yang digalakkan melalui berbagai media tentu akan lebih memberi peluang yang lebih besar untuk menghasilkan keuntungan,?ujar??dalam cara seminar bertema The Art Of Startup Selasa (29/11/2016) di Jakarta yang di gelar Indonesia X.
Lanjutnya, untuk itu, gagasan mengembangkan UMKM berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) adalah sebagai sarana untuk memasarkan produk UMKM secara luas.
?Kita bisa melihat produk dari perusahaan besar dimana informasi produk perusahaan tersebut sudah tersebar di mana- mana, termasuk di dunia maya. Dan tentu saja setiap orang dapat mengaksesnya dari penjuru mana saja. Namun, dibandingkan dengan produk UMKM yang kualitasnya tidak kalah saing dengan produk perusahaan besar ternyata hanya dapat dinikmati oleh orang- orang di sekitar??karena UMKM masih di kelolah secara tradisional bahkan banyak para pengelolah UMKM yang hanya lulusan SMP dan sulit untuk berbahasa Indonesia,? terang Parman.?
Lewat pengembangan Capacity Building yang di lakukan PNM Parman yakin UMKM siap bersaing dalam MEA. ?PNM bukan hanya memberikan pembiayaan, namun tetap melakukan pendampingan dengan memberikan Developing Skill yakni modal intlektual, Impove Process seperti?Packaging dan Open News Idea atau wawasan, dan promosi-promosi melalui gelar event,? kata Parman,?
Sementara itu, Hartono pengusaha Kripik dari Tanggerang Banten mengatakan bahwa sejak bergabung menjadi nasabah PNM omsetnya terus bertambah.?
?Dulu memulai usaha memanfaatkan ruangan yang ada di rumah sekarang saya sudah memiliki pabrik didukung dengan peralatan mesin dan omet saya mencapai Rp,800 juta perbulan,?ucap Hartono di hadapan ratusan peserta seminar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil
Advertisement