Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dijatah Rp10 Miliar, BI Balikpapan Batasi Penukaran Uang Baru

Dijatah Rp10 Miliar, BI Balikpapan Batasi Penukaran Uang Baru Kredit Foto: Andi Aliev
Warta Ekonomi, Balikpapan -

Sejak diluncurkan oleh Presiden RI 19 Desember lau, sudah banyak warga yang ingin menukarkan uang. Karena kantor Perwakilan BI Balikpapan melakukan pembatasan untuk penukaran emisi uang baru ini.

Deputi Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern Kpw BI Balikpapan, Edi Wijaya mengatakan mengatakan BI Balikpapan mendapat jatah dari BI pusat sebanyak 32 peti uang baru dengan nilai Rp10 miliar.

Pihaknya membatasi penukaran emisi baru ini. Untuk kalangan perbankan dibatasi maksimal Rp.60 juta rupiah. Sementara dilkalangan masyarakat, penukaran uang berdasarkan jumlah lembaran.

?Penukaran dibatasi, karena kita pengirimannya bertahap sesuai yang didapat dari pusat. Supaya semua masyarakat kebagian dan tahu ada uang desain baru. Jadi pengenalannya merata,?? jelasnya (20/12/2016).

Dia memastikan uang emisi terbaru ini diklaim memiliki tingkat keamanan tinggi. Mulai dari warna yang berubah jika dilihat dari sisi lain hingga adanya cetakan kasar.

"Uang yang baru ini sulit dipalsukan, antikopi. Bahkan dikatakan cetakan terbaru ini paling canggih pengamannya," tandasnya.

BI juga mengingatkan uang emisi lama masih berlaku hingga dilakukan penarikan. "Jangka waktu berlaku uang yang lama 10 tahun, sehingga masih berlaku. Masyarakat juga bisa menukarkan hingga 5 tahun. Jadi kami minta masyarakat tidak panik," himbaunya.

BI mempersilahkan masyarakat untuk melakukan penukaran uang sesuai jadwalnya? melalui loket Bank Indonesia pada hari kerja.? Penukaran juga dapat dilakukan pada armada Kas Keliling BI yang berada di beberapa titik antara lain Pasar Segar, Pasar Klandasan, Pasar Rapak, dan Pasar Kebun Sayur.

?Kas keliling ini beroperasi seminggu tiga kali, yakni Senin, Selasa, dan Kamis. Hari ini kas keliling beroperasi di rapak dan kebun sayur,? tukasnya Edi.

Terpisah,? Pengamat Kebijakan Publik, Sulton Fahrudin menanggapi terbirnya uang baru. "Kita melihat kinerja Pemerintah dalam meningkatkan kecintaan terhadap Rupiah, mata uang asli Indonesia cukup progresif," ujar Sulton (20/12).

Sulton pun menanggapi komentar bahwa Rupiah mirip mata uang Yuan Tiongkok. Baginya Rupiah yang seharusnya menjadi kebanggaan bangsa ini lebih mirip mata uang Thailand.

"Bagi saya malah mirip Bath Thailand karena menampilkan tokoh-tokoh nasional. Sementara Yuan hanya menampilkan Mao Tse Tung, sang pendiri Republik Rakyat Tiongkok di semua nilai mata uangnya," tutupnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: